Apa itu Kafir? Dan apa hasilnya menjadi kafir?

Selama ini, setiap kali kita menyebut seorang nonmuslim sebagai kafir, banyak yang tersinggung. Mereka menganggap itu sebagai hinaan, hujatan, tuduhan, dst.

Mereka bahkan mengaitkan itu dengan urusan akhlak "Emangnya kamu orangnya udah bener? Udah dijamin masuk surga? Kok seenaknya mengkafirkan orang

lain?" Ternyata, telah terjadi SALAH

PERSEPSI yang SANGAT BESAR terhadap istilah KAFIR.

Sebenarnya:

Arti dari kafir adalah INGKAR. Maksudnya, ingkar terhadap dua kalimat syahadat.

Jadi:
Semua orang yang tidak mengakui Allah dan Rasulullah (Nabi Muhammad) disebut kafir. Itulah definisi KAFIR.
Jadi orang Kristen, Budha, Hindu, Atheis, dan seterusnya, mereka semua kafir, karena mereka tidak mengakui Allah dan Rasulullah. Mereka tidak mengakui DUA KALIMAT SYAHADAT.
Kafir itu bukan soal akhlak. Banyak orang kafir yang akhlaknya bagus. Justru orang muslim pun banyak yang akhlaknya buruk
Jadi, jangan hubung-hubungkan akhlak dengan istilah kafir. Kalau seseorang disebut kafir, jangan langsung dipersepsikan sebagai orang yang akhlaknya buruk. Sebutan "si A kafir" itu sama saja seperti "jokowi orang jawa" atau "Jusuf Kalla orang Makassar" atau "Syahrul Khan orang India" dan seterusnya.
Islam mengajarkan bahwa orang Kafir akan masuk neraka (jika mereka mati masih dalam keadaan kafir), walau akhlak mereka sangat bagus sekalipun. Sebab SYAHADAT atau mengakui Allah dan Rasulullah merupakan KUNCI UTAMA dalam ajaran Islam.
SYAHADAT adalah KUNCI SURGA. Jika akhlak Anda sangat bagus, tapi Anda tak punya kunci surga, alias Anda bukan seorang Muslim, tentu tak bisa masuk surga, bukan? "Berarti orang kafir tak mungkin bisa masuk surga?" TENTU BISA. Syaratnya: Mereka masuk Islam dulu sebelum meninggal.
Sebagai orang kafir, Anda tentu tidak percaya pada Al Quran. Karena tidak percaya, tentu seharusnya Anda tidak punya alasan untuk marah atau tersinggung ketika orang kafir digambarkan secara buruk di dalam Al Quran.
Namanya tidak percaya Al Quran, tentu Anda seharusnya tidak percaya dan tidak peduli pada apapun isinya, bukan?
Sumber habib rizieq

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat al-Jarh dan al-Ta’dil

Tafsir bi al-ra`yi al-madzmum,

mimpi Habib Umar bin hafidz, pertanda apa?