Cara menjaga mata sebagai jendela dunia


Penglihatanmu adalah nikmat dari Allah kepadamu. Maka, janganlah engkau menggunakan nikma itu untuk bermaksiat kepada-Nya. Pergunakanlah dengan menundukkannya dari melihat yang haram, niscaya engkau akan beruntung. Ketahuilah, tidak ada kebahagiaan, kedamaian,
kelezatan,kenikmatan, dan kebaikan bagi hati kecuali dalam ketaatan kepada Allah, menjalankan perintah-perintah-Nya, dan menjauhkan diri dari yang dilarangNya. Hal itu terwujud jika seseorang menempa tkan Allah sebagai Tuhan dan Penciptanya semata. Dialah sembahanya, tujuannya, dan Zat yang paling dicintainya dari segala yang ada. Jika seorang muslim menaati Rabb-nya dan me- nundukkan pandangannya dari yang haram, maka ia akan mendapatkan nikmat kelezatan makrifat terhadap Allah dan kecintaan-Nya di dunia, merasakan manisnya iman di dalam hatinya, yang tidak terbandingkan kenikmatan dan kebahagiaannya. la juga akan merasakan kenikmatan memandang kepada wajah Allah pada hari kiamat. Alangkah indahnya jika para pemuda kita mencontoh 
ucapan seorang penyair ini,
"Tidak ada tetanggaku yang mendapat aniaya dariku, meskipun pintunya tak bertirai saya buat mata saya seperti buta, ketika tetangga wanita saya keluar, hingga dia sampai dan masuk kerumahnya dan saya tutup pendengaran saya atas segala rahasia mereka sehingga saya seperti orang tuli.dan alangkah indahnya slogan para pemudi kita adalah
"hiasanku adalah rasa maluku dan penjagaanku dari dosa menjadi modalku"
Hukum dasar syariat dalam memandang secara sengaja kepada perempuan dewasa bukan mahram 
adalah haram. Kecuali jika hal itu dilakukan untuk suatu keperluan darurat yang dibenarkan syariat. Tentang hal ini Allah berfirman, 
"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. ' Katakanlah kepada wanitayang benman, 'Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya.Janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak darinya. Hendaklah mereka menutupkan 
kain kudung ke dadanya. Janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka,
Ini adalah penntah dari Allah bagi hamba-hamba-Nya yang benman. Yaitu, agar mereka menundukkan pandangan mereka dari melihat yang diharamkan. Jika kebetulan pandangan matanya melihat kepada yang diharamkan, maka hendaknya ia segera mengalihkan pandangannya. Dalam sebuah hadits riwayat Ahmad, Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, Nasa'i, dan Ibnu Majah
disebutkan bahwa Nabi saw. suatu ketika pernah ditanya, 'Wahai Rasulullah, tentang aurat kita, bagaimana memperlakukannya?" Rasulullah menjawab, "Jagalah auratmu kecuali dari istrimu atau hamba sahaya wanitamu." Beliau kembali ditanya, "Wahai Rasulullah, jika beberapa orang satu jenis berada dalam satu tempat, bagaimana bersikap?" Beliau menjawab, "Jika engkau bisa meniaga hingga auratmu tidak dilihat oleh seseorang, maka usahakanlah tidak terlihat." Ada yang bertanya 
pula, "Jika kami sedang sendirian di tempat sepi, bagaimana Beliau menjawab, " Allah lebih berhak untuk kamu sikapi dengan rasa malu dibanding manusia. " 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat al-Jarh dan al-Ta’dil

Tafsir bi al-ra`yi al-madzmum,

mimpi Habib Umar bin hafidz, pertanda apa?