cara mudah memahami Isim Ma’rifat dan isim nakirah

a. Definisi
Isim ma’rifat ialah isim yang menunjukkan makna atau benda tertentu. Contoh: زَيْدٌ, kata zaidun menunjukkan orang yang bernama zaid. الرَّجُلُ yang berarti seorang laki-laki.

b. Pembagian Isim Ma’rifat, yaitu ada 7 macam:
1. Isim dhamir (kata ganti) ialah lafadz yang menunjukkan pada mutakallim, mukhathab dan ghaib. Contoh:
هو,هما, هم, هي, هما, هنّ, أنت, أنتما, أنتم, أنتِ, أنتما, أنتنّ, أنا, نحن
2. Isim alam (nama) ialah isim yang menentukan sesuatu barang yang diberi nama secara mutlak. Contoh: حبيب, مخلصين, فاطمة
3. Isim isyarah (kata tunjuk) ialah isim yang digunakan untuk sesuatu yang diisyaratkan/ditunjuk. Contoh:ذالك, تلك هذا, هذه,
4. Isim maushul (kata sambung) ialah isim yang menunjukkan suatu kalimat tertentu dan membutuhkan jumlah (kalimat) atau syibhul jumlah.
Contoh:جاء الذى هو صابرٌ, جاء الذى فى البيت

5. Isim yang disertai(ال) alif lam. Contoh: الرجل, المرأة, الأستاذ
6. Isim yang diidhafahkan pada salah satu diantara isim ma’rifat.


Contoh: كتابُكَ, قلمُ زيدٍ


7. Munadaa’ yang bersifat nakirah maqsudah (nakirah yang ditentukan).


Contoh: يا رجلُ


B. Isim Nakirah
Isim nakirah ialah isim yang menunjukkan suatu perkara yang tidak ditentukan. Contoh رَجُلٌartinya laki-laki (yang tidak ditentukan siapa laki-laki itu sehingga masih bersifat umum).


Pada kata رَجُلٌ diatas maknanya masih umum dan masih butuh penjelasan, oleh karena itu isim nakirah harus diberi alif lam (ال) yang bisa mema’rifatkan (mengkhususkan) isim tersebut. Seperti yang dikatakan Syaikh Ibn Malik dalam kitabnya :


نَكِرَةٌ قَابِلُ أَلْ مُؤَثِرًا # أَوْ وَاقِعٌ مَوْقِعٌ مَا قَدْ ذُكِرَ


Artinya: isim nakirah menerima alif lam (ال) yang membekas atau isim yang menempati kedudukan isim yang menerima alif lam (ال) yang telah di sebutkan alif lam .


Maksudnya adalah isim nakirah itu bisa menerima alif lam (ال) dan setelah kemasukan alif lam tersebut menyebabkan kema’rifatannya, contoh رَجُلٌ (laki-laki) menjadi الرَّجُلُ (seorang laki-laki).


Adapun lafadz yang tidak menerima alif lam (ال) tetapi menempati tempatnya lafadz yang bisa menerima alif lam (ال), contoh dalam lafadz :


Ø lafadz ذِيْ yang bermakna صَاحِبٌ (orang yang memiliki)


Ø lafadz مَنْ istifham atau syarat yang bermakna إِنْسَانٌ


Ø lafadz ما istifham atau syarat yang bermakna شَيْئٌ


Ø lafadz صَهِ yang bermakna سُكُوْتاً yang mengganti أُسْكُوْت


Empat lafadz diatas tidak bisa menerima alif lam (ال), tetapi makna yang digunakan bisa menerima alif lam (ال), oleh karenanya juga termasuk isim nakirah. Sedangkan lafadz yang dapat menerima alif lam (ال) tetapi tidak menyebabkan kema’rifatannya tidak di sebut isim nakirah, seperti lafadz العباس.[5]


C. Makna-Makna Alif lam (ال)
a. Definisi
Menurut para ahli nahwu berselisih pendapat tentang huruf ta’rif (ال) dalam lafadz الرجل dan lainnya. Imam Khalil berpendapat bahwa yang menta’rifkannya adalah alif lam (ال), sedangkan Imam Sibawaih mengatakan bahwa yang mema’rifatkannya adalah lam (ل). Begitu pula tentang huruf hamzah yang menyertai lam (ل). Menurut Imam Khalil adalah hamzah qath’i (hamzah yang bisa berdiri sendiri). Sedangkan menurut Imam Sibawaih hamzah tersebut adalah hamzah washal yang sengaja didatangkan agar huruf yang disukunkan dapat dibaca.[6]

b. Macam-macam alif lam(ال) beserta Makna-maknanya
1. Alif lam (ال) Ta’rif Alif lam ta’rif ialah alif lam yang mema’rifatkan isim nakirah, alif lam ta’rif dibagi menjadi 2, yaitu:
a. Lil ‘ahdi yaitu alif lam yang berfaedah untuk menjelaskan tentang keadaan yang telah diketahui sebelumnya, seperti dalam firman Allah swt :

كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَي فِرْعَوْنَ رَسُوْلاً فَعَصَ فِرْعَوْنُ الَّرَسُوْلَ
Artinya : sebagaimana kami telah mengutus (dahulu) seorang rasul kepada fir’aun, maka fir’aun mendurhakai rasul itu (Al Muzammil : 15-16)


Alif lam lil ‘ahdi ini dibagi menjadi 3 macam yaitu:


§ Lil ‘ahdi dzihni, yaitu apabila maksud dari lafadz yang kemasukan ال sudah diketahui dalam hati. Contoh: إِدْ هُمَا فى الغَارِ , alif lam (ال) disini menjelaskan bahwasanya Rasulullah dan Abu Bakar masuk ke dalam gua Tsur.


§ Lil ‘ahdi zdikri yaitu apabila lafadz yang kemasukan alif lam (ال) sudah disebutkan sebelumnya. Contoh:الرَّجُلَ جَاءَنِى رَجُلٌ فَأَكْرَمْتُ (telah datang kepadaku seorang lelaki maka saya memuliakan laki-laki itu).


§ Lil ‘ahdi khudhur yaitu apabila lafadz yang kemsukan alif lam (ال) perkaranya khadir. Seperti di samping kita ada seorang lelaki, kita ucapkan: أَكْرَمْتُ الرَّجُلَ saya memuliakan lelaki (yang khadhir) itu.






2. Alif lam (ال) Jinsiyyah


Dibagi menjadi menjadi tiga :

§ Istighraqi Afrad, yaitu apabila tempatnya alif lam (ال) bisa di tempati lafadz كُلّ. Seperti إِنَّ الإِنْسَانَ لَفِيْ حُسْرٍ yang artinya “sesungguhnya semua jenis manusia itu dalam keadaan rugi” (boleh diucapkan)كل الإنسان Alif lam (ال) tersebut menjelaskan segala jenis manusia baik laki-laki maupun perempuan.


§ Istighraqi Jinsi, yaitu apabila tempatnya alif lam (ال) bisa ditempati lafadz كل secara majaz. Sepertiأَنْتَ الرَّجُلُ عِلْمًا yang artinya kamu seorang laki-laki yang sempurna ilmunya. Boleh diucapkanكُلُّ الرَّجُلُ .


§ Al Haqiqah, yaitu untuk mengisyaratkan pada hakikat suatu perkara yang hadir di dalam hati tanpa memandang pada masing-masing individu (afrad), dan lafadz yang dimasuki alif lam (ال) sama maknanya dengan alam jenis.


Contoh: الرَجُلُ خَيْرٌ مِنَ الْمَرْءَةِ (hakikat orang laki-laki lebih baik dibanding orang perempuan).[8] Alif lam (ال) tersebut menjelaskan bahwa dzatnya laki-laki atau jenisnya laki-laki itu lebih baik (bagi kekuatan mental dan sebagainya) dari dzatnya perempuan.


3. Alif lam (ال) Ziyadah, yaitu ada 2 macam antara lain:


§ Alif lam (ال) yang ditambah secara lazimah (tetap) pada lafadz yang sejak asal cetakannya sudah ada alif lamnya. Contoh :


· اللآت nama berhala yang ada di Makkah


· الآن zharaf zaman mabni fathah


· الذين isim mausul


§ Alif lam (ال) yang ditambah secara tidak tetap (ghairu lazimah), yaitu ada 3 antara lain :


· karena dharurat syair, seperti lafadz


وَلَقَدْ جَنَيْتُكَ أَكْمُوءًا أَوْ عَسَاقِلًا # وَلَقَدْ نَهَيْتُكَ عَنْ بَنَاتِ الأَوْبَرُ بنات الأوبر


bentuk asalnya بنات أوبر ditambahkan alif dan lam(ال) .


· Alif lam (ال) ziyadah untuk memandang nama asal alam manqul bisa kemasukan alif lam (ال) dengan tujuan untuk memandang pada lafadz atau maknanya sebelum dijadikan alam, dengan demikian alif lamnya merupakan alif lam (ال) ziyadah, karena tidak menyebabkan ma’rifat walaupun membuang atau menyebutkannya hukumnya sama saja. Contoh :


- lafadz الفضل


sebelum dijadikan alam asalnya adalah masdar yang bisa kemasukan alif lam (ال), dan juga melihat pada makna asalnya, yaitu agar orang yang diberi nama fadhil (yang artinya utama) menjadi orang yang memiliki keutamaan.


- Lafadz النعمان


Lafadz ini kemasukan alif lam (ال) untuk melihat lafadz asalnya yaitu nama daerah, dan melihat asalnya adalah sifat merah yang selalu melekat (iltizaam) pada darah.


§ Alif lam lil ghalabah yaitu isim yang pada asal cetaknya untuk umum, kemudian dalam penggunaannya menjadi khusus. Alif lam ghalabah yang bersamaan dengan alif lam(ال), contoh : العقبة pada lafadz ini asal maknanya umum, yaitu untuk setiap jalan pegunungan yang menanjak yang sulit dilalui kemudian menjadi khusus yaitu jalan terjal yang ada di Mina, atau contoh lainnya yaitu lafadz المدينة , lafadz ini asalnya umum untuk setiap kota kemudian dijadikan khusus yang mempunyai makna kota madinah al Munawwarah.






A. Kesimpulan


Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan diatas adalah sebagai berikut:


a) Pembagian isim ma’rifat, yaitu ada 7 macam seperti yang telah disebutkan di atas.


b) Terjadi perbedaan pendapat antara Imam Khalil dan Imam Sibawaih tentang alif lam (ال) ta’rif.


c) Isim nakirah bisa ma’rifat jika ditambah dengan alif lam (ال).


d) Alif lam (ال) ada 2, yaitu:


1. Alif lam (ال) ta’rif


2. Alif lam (ال) ziyadah






B. Kritik dan Saran
Demikianlah makalah yang dapat saya susun semoga dapat memberi manfaat khususnya bagi saya, umumnya bagi teman-teman dan para pembacanya.
Saya mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya bisa membangun bagi saya, baik dalam segi penulisan maupun isi guna untuk perbaikan makalah selanjutnya. Saya adalah manusia biasa yang tidak terlepas dari kekuranagan, maka dari itu saya mohon maaf yang sebesar besarnya apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun yang lain.

























Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat al-Jarh dan al-Ta’dil

Tafsir bi al-ra`yi al-madzmum,

mimpi Habib Umar bin hafidz, pertanda apa?