Tafsir Isyari Ilmi Untuk Ayat kauniyah dan Kebolehannya.
Sesungguhnya ayat Alquran yang mengandung isyarat-isyarat kauniyah bukanlah bermaksud untuk menunjukkan peletakan metode ilmu ilmiah, meskipun ayat itu mencakup atas dasar dan asas metode seperti ini secara global, tapi maksudnya adalah ingin menujukkan bahwa Alquran yang dibawa oleh nabi Muhammad Saw. merupakan kitab dari Allah Swt. yang telah menciptakan alam ini dan memberikan aturan, yang akal para ulama, pengkaji bingung (sibuk) untuk memahaminya.
Dan kita-tentu saja-tidak boleh untuk tidak mengindahakan ayat-ayat kauniyah tersebut, yang berbicara tentang kebenaran, kejujuran sejak empat belas abad lalu, yang sudah kita kenal, yang mengetok (menarik para ilmuwan untuk mengkajinya) akal para pengkaji, merobohkan, menolak orang-orang yang kufur dan inkar. kita tidak boleh meninggalkannya begitu saja tanpa menjelasakn dan menerangkannya dengan bukti yang menguatkan kebenaran dan kejujurannya, meski bukti itu berasal dari ilmu orang-orang selain muslim, agar bukti dan argumen kita lebih kuat dan lebih lengkap.
Dibawah ini ada beberapa ayat kauniyah;
1. Isyarat-isyarat Alquran tentang kaun (alam) yang berkenaan dengan bumi;
salah satunya adalah ayat; ترى الجبال تحسبها جامدة و هى تمر م السحاب (النمل 88)
‘’Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap pada tempatnya padahal ia berjalan seperti jalannya awan.
Hal ini menunjukkan adanya perputaran bumi
2. Isyarat Alquran tentang alam yang berkenaan dengan langit dan ruang angkasa
و السماء ذات الحبك (الذاريات 7)
‘’demi langit yang mempunyai jalan-jalan (garis edar bintang dan planet)’’
isyarat akan jalan/garis edar planet dan peredarannya di angkasa.
3. isyarat Alquran tentang alam yang berkenaan dengan awan dan angin.
أ لم تر ان الله يجزى سحابا ثم يؤلف بينه ثم يجعله ركاما فترى الودق يخرج من خلال و يتزل من السمكء من جبال فيها من برد فيصيب به من يشاء و يصرفه عمن يشاء يكاد سنا برقه يذهب بالأبصار ( النور 43)
‘’Tidakkah kamu melihat bahwa Allah SWT. mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagiannya), kemudian menjadikannya bertindah-tindih, maka kelihatan olehmu hujan turun dari celah-celahnya. Allah SWT. juga menurunkan butiran esa dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung maka ditimpakannya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang ia kehendaki dan dipalingkannya dari sioapa yang ia kehendai. Kilauan kilta awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan’’
Ayat ini menjelaskan proses terjadinya hujan dan petir sebagai hasil pergesekan awan.
Dengan Ayat seperti inilah, dan yang serupa dengannya, menjadi lebih jelas bagi kita tanpa keraguan; bahwasanya ayat kauniyah Alquran Al-karim telah mengisyaratkan akan asas dan dasar ilmu-ilmu alam, yang manusia baru sampai kepada ilmu itu baru-baru ini.
Tokoh-tokoh yang membolehkan tafsir ini, berpendapat bahwa Alquran Al-karim mencakup ilmu-ilmu agama I’tiqadiyah (keyakinan) dan ilmu ilmiah (empiris)., semua ilmu-ilmu dunia dengan berbagai macam ragamnya, cabangnya dan jumlahnya. Orang yang paling getol menguatkan dan menyebarkan dan mengamalkan tafsir ini, di dunia Islam adalah Imam Al-Ghazali dan as-Suyuthi.
Sesungguhnya, orang yang mempelajari Alquran akan bisa melihat bahwa Alquran itu mengandung ayat-ayat yang masih samar pada masa lalu, meski para sahabat mengetahui/memahami ayat itu secara zahir, baru sekarang tebuka rahasianya, dan terbuka kebenarannya di bawah cahaya ilmu pengetahuan modern. Contohnya adalah ayat yang mengisyaratkan tentang proses penciptaan manusia;
لقد خلقنل الإنسان من سلالة من طين # ثم جعلناه فى قرار مكين # ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسونا العظام لحما ثم أنشأنا خلقا أخر فتبارك الله أحسن الخالقين (المؤمنون 12-14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (yang berasal) dari tanah # kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam temapt yang kokoh (rahimj) # kemudian air mani itu kami jadikan segumpul darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian Kami di Kami jadikan makhluk ( berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah SWT. sebaik-baik pencipta.
Ayat ini, merupakan salah satu mu’jizat dari banyak mu’jizat al-qur’an, dalam pengurutan kata-katanya, keserasian kontiunitas ayatnya, yang tidak tidak bisa dilihat kecuali para dokter, yang mempelajari ilmu janin, dan yang berkenaan dengannya. Ayat ini mengajarkan ilmu janin dengan baligh (jelas tapi indah), penetapan hukum yang cermat. Dan sekarang, sesungguhnya hal itu telah ditetapkan dan dikuatkan dengan bukti dan dalil yang jelas. Ayat ini merupakan penjelasan terbaik tentang penciptaan manusia, sedangkan ilmu kedokteran yang telah berusaha, dan memberikan segala kemampuannya untuk mencari tahu asal muasal manusia, tetap saja tidak bisa kecuali mereka selangkah dibelakang Alquran.
Itulah tingkatan proses penciptaan manusia yang telah diberitahukan oleh Allah Swt. dalam hikmah Alquran Al-karim, bahwasanya Ia menciptakan manusia dari debu, kemudian Ia rubah menjadi air mani di tempat yang kokoh, kemudian menjadi segumpal darah, lalu menajdi daging, kemudian menjadi tulang, lalu dibungkus dengan daging. Ayat ini menjadi lebih jelas dan kelihatan kebenarannya dibawah cahaya ilmu pengetahuan modern, yang mana ayat ini merupakan samar dan tidak diketahui pada masa lalu.
Dan kita-tentu saja-tidak boleh untuk tidak mengindahakan ayat-ayat kauniyah tersebut, yang berbicara tentang kebenaran, kejujuran sejak empat belas abad lalu, yang sudah kita kenal, yang mengetok (menarik para ilmuwan untuk mengkajinya) akal para pengkaji, merobohkan, menolak orang-orang yang kufur dan inkar. kita tidak boleh meninggalkannya begitu saja tanpa menjelasakn dan menerangkannya dengan bukti yang menguatkan kebenaran dan kejujurannya, meski bukti itu berasal dari ilmu orang-orang selain muslim, agar bukti dan argumen kita lebih kuat dan lebih lengkap.
Dibawah ini ada beberapa ayat kauniyah;
1. Isyarat-isyarat Alquran tentang kaun (alam) yang berkenaan dengan bumi;
salah satunya adalah ayat; ترى الجبال تحسبها جامدة و هى تمر م السحاب (النمل 88)
‘’Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap pada tempatnya padahal ia berjalan seperti jalannya awan.
Hal ini menunjukkan adanya perputaran bumi
2. Isyarat Alquran tentang alam yang berkenaan dengan langit dan ruang angkasa
و السماء ذات الحبك (الذاريات 7)
‘’demi langit yang mempunyai jalan-jalan (garis edar bintang dan planet)’’
isyarat akan jalan/garis edar planet dan peredarannya di angkasa.
3. isyarat Alquran tentang alam yang berkenaan dengan awan dan angin.
أ لم تر ان الله يجزى سحابا ثم يؤلف بينه ثم يجعله ركاما فترى الودق يخرج من خلال و يتزل من السمكء من جبال فيها من برد فيصيب به من يشاء و يصرفه عمن يشاء يكاد سنا برقه يذهب بالأبصار ( النور 43)
‘’Tidakkah kamu melihat bahwa Allah SWT. mengarak awan, kemudian mengumpulkan antara (bagian-bagiannya), kemudian menjadikannya bertindah-tindih, maka kelihatan olehmu hujan turun dari celah-celahnya. Allah SWT. juga menurunkan butiran esa dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung maka ditimpakannya (butiran-butiran) es itu kepada siapa yang ia kehendaki dan dipalingkannya dari sioapa yang ia kehendai. Kilauan kilta awan itu hampir-hampir menghilangkan penglihatan’’
Ayat ini menjelaskan proses terjadinya hujan dan petir sebagai hasil pergesekan awan.
Dengan Ayat seperti inilah, dan yang serupa dengannya, menjadi lebih jelas bagi kita tanpa keraguan; bahwasanya ayat kauniyah Alquran Al-karim telah mengisyaratkan akan asas dan dasar ilmu-ilmu alam, yang manusia baru sampai kepada ilmu itu baru-baru ini.
Tokoh-tokoh yang membolehkan tafsir ini, berpendapat bahwa Alquran Al-karim mencakup ilmu-ilmu agama I’tiqadiyah (keyakinan) dan ilmu ilmiah (empiris)., semua ilmu-ilmu dunia dengan berbagai macam ragamnya, cabangnya dan jumlahnya. Orang yang paling getol menguatkan dan menyebarkan dan mengamalkan tafsir ini, di dunia Islam adalah Imam Al-Ghazali dan as-Suyuthi.
Sesungguhnya, orang yang mempelajari Alquran akan bisa melihat bahwa Alquran itu mengandung ayat-ayat yang masih samar pada masa lalu, meski para sahabat mengetahui/memahami ayat itu secara zahir, baru sekarang tebuka rahasianya, dan terbuka kebenarannya di bawah cahaya ilmu pengetahuan modern. Contohnya adalah ayat yang mengisyaratkan tentang proses penciptaan manusia;
لقد خلقنل الإنسان من سلالة من طين # ثم جعلناه فى قرار مكين # ثم خلقنا النطفة علقة فخلقنا العلقة مضغة فخلقنا المضغة عظاما فكسونا العظام لحما ثم أنشأنا خلقا أخر فتبارك الله أحسن الخالقين (المؤمنون 12-14)
Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu sari pati (yang berasal) dari tanah # kemudian kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam temapt yang kokoh (rahimj) # kemudian air mani itu kami jadikan segumpul darah, lalu segumpal darah itu kami jadikan segumpal daging, lalu segumpal daging itu kami jadikan tulang belulang, lalu tulang-belulang itu kami bungkus dengan daging, kemudian Kami di Kami jadikan makhluk ( berbentuk) lain. Maka maha sucilah Allah SWT. sebaik-baik pencipta.
Ayat ini, merupakan salah satu mu’jizat dari banyak mu’jizat al-qur’an, dalam pengurutan kata-katanya, keserasian kontiunitas ayatnya, yang tidak tidak bisa dilihat kecuali para dokter, yang mempelajari ilmu janin, dan yang berkenaan dengannya. Ayat ini mengajarkan ilmu janin dengan baligh (jelas tapi indah), penetapan hukum yang cermat. Dan sekarang, sesungguhnya hal itu telah ditetapkan dan dikuatkan dengan bukti dan dalil yang jelas. Ayat ini merupakan penjelasan terbaik tentang penciptaan manusia, sedangkan ilmu kedokteran yang telah berusaha, dan memberikan segala kemampuannya untuk mencari tahu asal muasal manusia, tetap saja tidak bisa kecuali mereka selangkah dibelakang Alquran.
Itulah tingkatan proses penciptaan manusia yang telah diberitahukan oleh Allah Swt. dalam hikmah Alquran Al-karim, bahwasanya Ia menciptakan manusia dari debu, kemudian Ia rubah menjadi air mani di tempat yang kokoh, kemudian menjadi segumpal darah, lalu menajdi daging, kemudian menjadi tulang, lalu dibungkus dengan daging. Ayat ini menjadi lebih jelas dan kelihatan kebenarannya dibawah cahaya ilmu pengetahuan modern, yang mana ayat ini merupakan samar dan tidak diketahui pada masa lalu.
Komentar
Posting Komentar