Pengertian Hadis sahih dan kriterianya
1. Pengertian Hadis sahih dan kriterianya.
Hadis bila ditinjau dari segi kualitasnya terbagi kedalam tiga kategori: sahih , hasan , dan daif . Kata sahih dari segi bahasa adalah lawan dari sakit. Sedangkan Hadis sahih sendiri dari segi terminologi adalah:
هو الحديث الذى اتصل سنده بنقل العادل الضابط عن مثله من غير شذوذ و لا علة قادحة فيجب أن تجتمع فيه أمور هى شروط الحديث الصحيح
“Hadis yang bersambung sanadnya yang diperoleh dari perawi yang adil, dhabit , yang diterimanya dari perawi yang sama (kualitasnya) tidak tergolong syadz dan tidak pula ber-’illat lagi tercela maka semua hal tersebut merupakan syarat-syarat Hadis Sahih .
Hadis sahih, bila dilihat secara teliti dari defenisi tersebut ternyata ada limakriteria yang bisa dipegangi untuk melihat sesuatu hadis itu apakah dapat dikatakan hadis sahih atau tidak dan kelima kriteria tersebut adalah: sanadnya bersambung, diriwayatkan oleh periwayat yang adil, diriwayatkan oleh periwayat yang dhabit, terhindar dari kejanggalan, tidak ada ‘illat yang mencacatkannya.
2. Tingkatan Hadis Sahih dan Macam-Macamnya.
Sementara mengenai macam-macam Hadis sahih, pada umumnya para ulama Hadis membaginya kepada dua macam, yaitu: Hadis sahih li dzatih dan Hadis sahih li gairih. Adapun yang dimaksud dengan Hadis sahih li dzatihi menurut al-hasan adalah Hadis yang dirinya sendiri telah memenuhi kriteria kesahihannya sebagai Hadis yang maqbul, sebagaimana dijelaskan diatas, dan tidak memerlukan Hadis yang lainnya.
Sedangkan Hadis sahih li gairih adalah Hadis yang tidak memenuhi sifat Hadis maqbul secara sempurna, yaitu Hadis yang asalnya bukan Hadis sahih, akan tetapi derajatnya naik menjadi Hadis sahih lantaran ada faktor pendukung yang dapat menutupi kekurangan yang ada padanya.
3. Hukum dan Status Kehujahan Hadis Sahih.
Para ahli Hadis dan sebagian ulama ahli Ushul serta ahli fiqh sepakat menjadikan Hadis-Hadis sahih sebagai hujah (dasar pedoman) yang wajib beramal dengannya. Kesepakatan ini terjadi dalam soal-soal yang berkaitan dengan penetapan halal atau haramnya sesuatu, tidak dalam hal-hal yang berhubungan dengan akidah oleh karenanya tidak ada alasan bagi setiap muslim untuk meninggalkanny
Komentar
Posting Komentar