Pengaruh Sekularisasi dalam kehidupan

Pengaruh Sekularisasi dalam kehidupan
Sekularisme menginginkan kemajuan dan kebebasan,kebebasan itu adalah; kebebasan dari agama, kebebasan pribadi, dan kebebasan masyarakat. Maka yang terjadi dari akibat kebebasa-kebebasan itu ada yang bersifat positif dan ada yang bersifat negatif. Pada masa saat ini banya terjadi kejahatan yang disebabkan oleh reaksi terhadap sekularisasi.
Terjadinya pemboman dimana (terorisme),seperti  peledakan Oklahoma City pada tahun 1995, salah satu bagian dari The Turner Diaries oleh William Pierce.juga berbisikan pelaku pemboman seperti Eric Robert Rudolph pemboman klinik-klinik aborsi di Brimagham, Alabama dan Atlanta;Georgia, peledakan sebuah bar kaum lesbian di Atlanta, dan peledakan bom pada Olimpiade Atlanta 1996. secara umum, peristiwa-peristiwa tersebut memiliki keterkaitan dengan apa yang oleh kebanyakan aktivis Kristen disebut sebagai immoralitas seksual; aborsi dan homoseksual. Mernurut Michael Bray, kemarahan Rudolph terhadap panitia Olimpiade sebagian dikerenakan karir pembawa obor olimpiade, yang setuju dengan sebuah ordinasi yang mengatakan yang mengatakan bahwa “ sodomi tidak sesuai dengan nilai-nilai komunitas”. Rudolph menginterprestasikan  jalan memutar dari perjalanan obor sebagai pandangan pro-gay Dri sebagian panitia. Namun, dalam pengertian yang luas, Rudolph merasa prihatin kepermisifan otoritas-otoritas sekuler di Amirika Serikat  dan Internasionalisme Atheistik yang mengendalikan satu sisi yang Michael Bray menyebutkan “The culture war”(perang kebudayaan) dalam masayarakat modern.[1] Menurut William Pierce, upaya-upaya seperti itu diperlukan karena pola pikir sekularisme diktatorial telah diterapkan pada masyarakat Amerika, sebagai hasil dari sebuah konspirasi yang rumit, yang dirancang oleh orang-orang yahudi dan kaum liberal garis-keras berkaitan dengan pencabutan kebebasan masyarakat Kristen dan tautan-tautan spritual. Abouhalima[2]  menjelaskan bahwa keterlibabtan Amerika dalam politik agama –dukungannya terhadap negara Israel dan Musuh-musuh Islam”seperti Mubarak Mesir—bukan hasil dari agama Kristen. Tetapi, hal itu berkaitan dengan idiologi sekularisme Amerika, yang menurut Abouhalima, tidak netral,tapi memusuhi agama, khususnya Islam.[3]
Modernitas pencerahan memproklamirkan kematian agama. Modernitas tidak hanya menandai kematian otoritas  institusional gereja dan kontrol ulama, tapi juga hilangnya agama idiologis dan intelektual di tengah-tengah masyarakat. Penalaran ilmiah dan klaim-klaim moral dari kontak sosial sekular menggantikan agama dan gereja sebagai basis kebenaran dan identitas sosial. Kibat dari devaluasi  agama merupakan” krisis umum dari keyakinan keagamaan”, menurut Bourdieu “krisis bahasa keagamaan dan kemampuan performatifnya adalah bagian dari kekacauan  dan merupakan suatu pandangan dunia yang telah usang;”disentegrasi hubungan social seluruh alam semesta”. Dalam menghadapi disentegrasi ini, kebangkitan aktivitaa-aktivitas keagamaan memproklamirkan kematian sekularisme. Mereka menyingkirkan upaya-upaya budaya sekular dan bentuk-bentuk nasionalismenya untuk menggatikan agama. Mereka menentang  pandangan bahwa masyarakat secular dan negana-bangsa modern dapat memberika tabiat moral yang menyatukan komunitas-komunias nasional atau kekuatan idiologis untuk menopang negara-negara yang diliputi oleh kegagalan etnis,ekonomi dan militer.
Apakah kebangkitan terorisme agama memiliki keterkaitan  dengan perubahan-perubahan global? Kita tahu bahwa beberapa kelompok yang terkaitdengan kekesaran dalam masyarakat industri memiliki sebuag agenda anti modernis. Secara ektrim, akhir dari penolakan agama terhadap modernisme Amerika Serikat oleh anggota-anggota kelompok anti-aborsi Amerika dan lain-lainnya.[4]
Akibat dari kekecewaan terhadap nilai-nilai Barat modern adalah apa yang disebut” hilangnya keyakinan” dalam bentuk idiologi kebudayaan, nasionalisme sekular.[5] Meskipun beberapa tahun lalu merupakan ide yang gemerlap, ide tersebut kini benar-benar telah menjadi tempat yang umum bagi nasionalisme sekular tersebut, prinsip bahwa pandangan yang lebih berakar dalam suatu tatanan sekular daripada sebuat identitas keagamaan ataupun etnis—sedang mengalami krisis.



[1]Mark Juergensmeyer.Op.cit.,hlm. 40
[2] Mahmud Abouhalimapelaku pemboman Word Trade Center 1993.Ibid., hlm. 80-85
[3]Ibid., hlm. 89
[4] Ibid., hlm. 303
[5] Ibid., hlm.305

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat al-Jarh dan al-Ta’dil

Tafsir bi al-ra`yi al-madzmum,

mimpi Habib Umar bin hafidz, pertanda apa?