Catatan Pengalaman Mengajar di Uin Sumatera Utara Medan

A. Pendahuluan
Pengalaman sering memberikan informasi, motivasi, koreksi, evaluasi, solusi, dan kemungkinan lainnya sesuai dengan daya serap dan jangkauan makna dan pemaknaan terhadap pengalaman itu sendiri baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas. Pengalaman mengajar dapatmenggambarkan tentang sesuatu yang dilakukan, dilihat, dirasakan, didengar dan yang dipikirkan sebelum, ketika dan sesudah mengajar.Tulisan ini hanya menyentuh sedikit cuplikan tentang hal- hal tersebut di atas.
B. Ingin Beramal Dengan Ilmu
Ada lima hal pokok yang mendasari keinginan dan harapan saya menjadi Guru/ Dosen
a. Menurut pemahaman saya bahwa yang sebenarnya berilmu dan yang memiliki kewenangan atas ilmu itu adalah Allah SWT. Maka bekerja untuk ilmu apakah belajar atau mengajar merupakan kesempatan yang berurusan dengan risalah Allah.
b. Orang yang diangkat derajatnya oleh Allah adalah orang – orang yang beriman dan berilmu. Berarti orang yang berilmu adalah orang yang berpeluang memperoleh kemuliaan dari Allah jika disertai dengan dan untuk Iman kepada Allah
c. Orang- orang yang diakui syahadatnya adalah Allah sendiri, Malaikat dan orang –orang yang berilmu
d. Manusia akan terjamin kesalamatannya di dunia dan kebahagiaannya di akhirat, jika beriman, beramal shaleh, dan menegakkan kebaikan dan kebenaran secara konsisten dengan diri dan harta yang dimiliki. Hal- hal ini semua terpenuhi jika disertai dengan ilmu yang dapat diperoleh melalui pembelajaran dan pendidikan.
e. Dari beberapa riwayat ditemukan bahwa Nabi Saw membuat perbandingan terhadap orang yang belajar bisa lebih baik dari shalat maupun puasa dan siapa yang membantu kebutuhan orang yang sedang menuntut ilmu, bisa lebih baik nilai ibadahnya dibanding dengan berinfak dengan emas pilihan sebesar gunung Uhud. Jika belajar demikian agungnya dalam ajaran Islam, tentu saja mengajar yang sesungguhnya dapat dimaknai sebagai misi Allah dan Rasul, pastilah lebih utama. Maka saya memaknai bahwa belajar dan mengajar merupakan pengabdian yang sangat tinggi nilainya di sisi Allah.
Berikut ini saya kemukakan sedikit catatan tentang belajar dan mengajar di IAIN Sumatera Utara :
C. Belajar Dan Mengajar di IAIN Sumatera Utara
Sebelum menjelaskan pengalaman mengajar, saya ingin menyampaikan sedikit tentang belajar karena mengajar sesungguhnya harus diawali dengan belajar lebih banyak. Catatan- catatan kecil tentang belajar dapat saya kemukakan sebagai berikut :
1. Belajar dengan prinsip sebagai penuntut ilmu
Prinsip ini bertitik tolak dari kesadaran atas ketidaktahuan, dan ketidakmampuan terhadap berbagai pengetahuan dan keterampilan. Belajar dengan menganut prinsip seperti ini mendorong diri sendiri untuk belajar secara proaktif atas inisiatif diri sendiri lepas dari kurikulum dan silabus perkuliahan. Belajar dengan prinsip ini juga mengukur kekurangan- kekurangan diri sediri dikaitkan dengan kebutuhan ril maupun keperluan masa depan. Belajar dengan prinsip ini selalu merasakan ketidakpuasan terhadap pelajaran dan pola pembelajaran yang telah dan sedang diikuti. Tujuan dari belajar dengan prinsip sebagai penuntut ilmu adalah agar memperoleh ilmu sebanyak dan seragam mungkin dari dan di manapun. Belajar dengan prinsip ini tidak berkonsentrasi untuk lulus ujian, cepat jadi sarjana dan memperoleh pengakuan formal (sertifikat, ijazah, gelar) dan tidak memiliki target kecepatan tetapi konsisten dan terus menerus.
2. Pelajaran agama merupakan kurikulum yang lebih awal diproses dan dilanjutkan tanpa akhir Pelajaran lainnya sebagai pelajaran yang mesti diperkuat untuk mendukung pelajaran agama sebagai satu kesatuan. Pelajaran bahasa : Arab, Inggris, Indonesia dan juga bahasa lainnya, merupakan ilmu alat untuk menggali dan mengkomunikasikan ilmu itu sendiri dari berbagai sumber dan untuk khalayak yang lebih luas.
3. Belajar dengan menggunakan potensi yang dimiliki serta memanfaatkan berbagai sumber daya dan sumber belajar yang terjangkau secara pribadi maupun bersama dengan orang lain.
1. Mengajar di Lembaga Bahasa IAIN Sumatera Utara
Penghargaan dan pemberdayaan memberi arti yang penting bagi Saya sehingga saya menjadi guru. Penghargaan tersebut karena saya diberi penugasan dan terus diberi kepercayaan untuk menjadi Asisten Dosen sampai akhirnya menjadi Dosen. Saya mulai menjadi Asisten Dosen di IAIN Sumatera Utara pada Lembaga Bahasa atas saran dari H. Hasan Salim Al- Habasyi sebagai Direktur Lembaga Bahasa dan Drs. H. M. Farid Nasution sebagai Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah pada waktu itu. Maka sejak 05 Nopember 1980 sesuai dengan SK Rektor mulailah saya menjadi Asisten Dosen dalam bidang Bahasa Arab. Selanjutnya saya juga diberi tugas sebagai Asisten Dosen di Fakultas Tarbiyah oleh Drs. H. Harun Harahap. Selanjutnya setelah saya mencapai gelar Sarjana (Drs) pada tahun 1982 saya diberikan kepercayaan mengajar di Fakultas Tarbiyah dengan mata kuliah Bahasa Arab dan mata kuliah lainnya seperti Qiraat Kutub dan Hadis.
Saya tidak tahu mengapa saya diberi kepercayaan dan diberdayakan mengajar bahasa Arab. Yang sedikit saya tahu adalah keterlibatan saya dalam beberapa kegiatan :
1. Saya sering diberi tugas oleh teman- teman untuk membimbing kelompok belajar tentang bahasa Arab dan kitab- kitab Arab yang berhubungan dengan mata kuliah
2. Saya pernah mengikuti dan menjuarai lomba pidato dan mengarang dengan bahasa Arab
3. Saya menulis Risalah untuk mencapai gelar Sarjana Muda (BA) tentang Bahasa Arab dan dengan Bahasa Arab.
Hal inilah yang bisa saya ingat saya dikenal oleh dosen senior bahasa Arab dan unsur pimpinan Fakultas.
2. Mengajar pada Fakultas Tarbiyah IAIN SU di Padangsidempuan
Saya merasa belajar kembali dan sekaligus mengajar ketika saya ditugaskan di IAIN Sumatera Utara di Padangsidempuan sejak menjadi CPNS Tahun 1986 sampai menjadi dosen tetap bahasa Arab. Belajar kembali karena sebagai pegawai atau dosen yang baru bertugas sering diberi mata kuliah yang bermacam- macam sesuai dengan kebutuhan Fakultas dan diberikan tugas- tugas lain bidang administrasi. Beberapa catatan saya selama bertugas di sana diantaranya adalah
a) Menjalankan Tugas Sebagai Sekretaris Fakultas
Saya tidak tahu alasan akademik, maupun administratif yang cukup, mengapa Dekan pada waktu itu Drs. H. Anwar Saleh Daulay mempercayakan kepada saya menjadi Sekretaris Fakultas, padahal saya baru bertugas dan masih berstatus CPNS, sehingga SK Rektor tentang jabatan itu menyebutnya sebagai Pelaksana Sekretaris. Tetapi, dilantik secara resmi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Selain dari itu Dekan menugaskan lagi kepada saya mengolah Administrasi dan Keuangan tingkat Doktoral (istilah untuk tingkat Sarjana Lengkap sebagai lanjutan dari tingkat Sarjana Muda) pada tahun 1987/ 1988.
Atas penugasan tersebut saya harus bekerja sambil belajar dan belajar sambil bekerja. Lebih dari itu, saya harus bertanggung jawab atas tuntutan pekerjaan. Saya merasa memperoleh pembelajaran dan nilai belajar yang sangat penting dari penugasan dan pertanggung jawaban atas tugas tersebut.
b) Mahasiswa dan Dosen Yang Siap Berprestasi
Mahasiswa yang kuliah di Fakultas Tarbiyah IAIN SU Padangsidempuan menurut pantauan dan temuan saya, adalah mahasiswa yang memiliki potensi, semangat, dan tanggung jawab yang penuh untuk berprestasi yang tidak berbeda dengan mahasiswa lainnya di berbagai daerah. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan mahasiswa maupun alumninya untuk mengikuti jenjang pendidikan lebih lanjut maupun mengisi peluang kerja di berbagai institusi atau lembaga di dalam maupun di luar negeri. Demikian juga dosen- dosennya memiliki keahlian dan keunggulannya masing- masing yang tidak kalah dengan yang lainnya. Saya hanya bertugas di sana sampai dengan akhir tahun 1989. Suatu hal yang sangat mengagumkan, terjadinya perubahan dan perkembangan Fakultas Tarbiyah IAIN SU di Padangsidempuan terutama setelah dirubah statusnya menjadi STAIN yang berdiri sendiri secara penuh baik program studi, fasilitas dan statusnya yang akan menuju IAIN sampai UIN insya Allah.
D. Mengikuti Pendidikan dan Latihan
Saya pernah mengikuti Pendidikan dan Latihan tentang pembelajaran, materi ajar, maupun tugas- tugas dosen lainnya seperti :
1. PPTE (Program Pengembangan Tenaga Edukatif) IAIN SU tahun 1991
2. Al- Daurat Al Tadribiyah (Pelatihan bagi guru Bahasa Arab dan Agama Islam) oleh Universitas Madinah bekerjasama dengan UISU di Medan tahun 1992
3. ICIHEP ( Indonesia, Canada, Islamic Education Project) di Yogyakarta tahun 1997
4. CTSD (Center for Teaching Staff Development) UIN Sunan Kalijaga bekerjasama dengan IAIN SU di Medan tahun 2004
5. Al- Daurat Al- Shoifiyat Al- Tsaniyah (Pelatihan Guru bahasa Arab) angakatan II di Universitas Umm Al- Qura Makkah tahun 2008.
Pendidikan dan Latihan tersebut, selain memberikan materi- materi ajar yang beragam, juga strategi, model, maupun teknik pembelajaran yang sangat bervariasi. Saya tidak akan menyampaikan strategi maupun teknik- teknik pelajaran tersebut di sini karena sangat mungkin dan perlu berubah secara dinamis, kreatif dan inovatif. Hal terpenting menurut saya adalah bagaimana kita memposisikan diri melaksanakan proses untuk memperoleh tujuan pembelajaran yang terbaik. Maka setiap strategi perlu dimaknai dan juga dikritisi. Namun demikian secara umum dapat saya kemukakan sebagai berikut :
Dari Tim McGill University saya dapat mengemukakan beberapa hal yang perlu diperhatikan
1. Consep Map (Peta Konsep) Mata Kuliah
2. Kegiatan inti selalu dimulai dengan “Elicit” yaitu menagih dan menghimpun pengetahuan peserta didik terhadap sesuatu yang sedang dipelajari, selanjutnya diberi konfirmasi oleh dosen
3. Pembelajaran kelas berbentuk penciptaan Exprience :Doing, Wacthing, Feeling Dan Thinking.
4. Selalu mematok kerja berdasarkan waktu permenit melalui tehnik “One Minute Paper” dan memanfaatkan kekuatan sesama peserta didik dengan The Power of Two.
5. Memberlakukan “Feedback” dan portopolio atas tugas yang dikerjakan sebagai bahan dalam evaluasi
6. Setelah selesai pembelajaran diadakan “Debriefing” tentang pembelajaran yang tujuannya menyampaikan apa yang positif menurut peserta didik dan apa yang perlu diperbaiki
7. Evaluasi terhadap guru atau dosen melalui form yang disediakan tentang kepuasan atau tidak peserta didik dengan mengisi beberapa poin jawaban pertanyaan
Dari Universitas Umm Al- Qura di Mekkah dapat disampaikan beberapa catatan sebagai berikut
1. Materi ajar Nahwu dengan cara meng i’rob secara rinci dan lengkap seperti yang diberlakukan di sebahagian pesantren, menjadi perhatian dan dipandang sebagai ciri kekuatan ilmu dibidang Bahasa Arab
2. Kitab nawhu yang bernama Al- Ajrumiyah baik matan maupun syarah menjadi perhatian mahasiswa di sana melalui kegiatan- kegiatan seminar diberbagai tempat.
3. Perhatian terhadap Tahfidz dan Qiraat Al- Quran.
4. Perhatian terhadap daurat (pelatihan- pelatihan) dengan berbagai topik dan sasaran
5. Pelatihan tahfidz Al-quran pola 2 bulan untuk 30 juz melalui Ad-daurat al- mukatssafat li hifdz Al- Quran
6. Pelatihan Qiraat 10 di Thaif
7. Pembelajaran melalui Al- ziyaarat (kunjungan- kunjungan) ke berbagai objek maupun tokoh
8. Ceramah umum dengan kalimat- kalimat nadzam (pantun) yang sangat lancar di Masjid Aisyah Tan’im
9. Kuliah Agama ba’da Ashar yang menyejukkan dari beberapa masyaikh (dosen senior) Umm Al- Qura
Hal –hal yang perlu di maknai menurut saya adalah
1. Tanggung jawab merencanakan dan memproses pembelajaran sampai berhasil
2. Kebebasan memilih dan menentukan langkah –langkah dan teknik pembelajaran yang dianggap relevan
3. Memperhatikan semua potensi internal dan eksternal peserta didik dan memberdayakannya secara optimal
4. Keterbukaan dan kesiapan memberi dan menerima untuk dan dari mahasiswa demi suksesnya pembelajaran
5. Kecerdasan melihat alternatif alternatif strategi pembelajaran, dan memilih yang terbaik bagi mahasiswa
6. Konsistensi pada misi pembelajaran yang dianut oleh guru atau dosen.
Hal- hal yang perlu dikritisi menurut saya adalah
1. Apakah kita bertitik tolak dari keberadaan peserta didik atau dari tuntutan materi ajar
2. Apakah kita lebih cenderung mengikut atau mencontoh pola pembelajaran yang sudah baku atau memilih bebas berinovasi dan berkreasi menciptakan model pembelajaran
3. Apakah kita lebih cenderung memilih keseragaman atau keragaman strategi pembelajaran
4. Apakah kita cenderung lebih menghargai proses pembelajaran atau hasil belajar
5. Apaka kita cenderung lebih percaya pada dominasi diri sendiri atau peserta didik
6. Apakah kita cukup cerdas memanfaatkan semua potensi, fasilitas dan sumber daya yang tersedia untuk proses pembelajaran atau hanya terbatas pada hal- hal yang rutin.
E. Pelajaran, Pembelajaran dan Pengggunaan Bahasa Arab
1. Materi Ajar Yang Tidak Pernah Tamat
Salah satu bagian dari materi ajar dalam bahasa Arab adalah Tata Bahasa. Menurut pengalaman belajar dan mengajar di IAIN Sumatera Utara, materi tersebut tidak pernah dipelajari secara lengkap dari berbagai unsur tata bahasa yang pokok. Yang selalu terjadi adalah pengulangan terhadap materi tertentu yang mengakibatkan materi lain tidak terjangkau. Hal ini terjadi karena silabus maupun buku ajar yang dijadikan acuan cenderung seperti itu.
2. Pemanfaatan Bahasa Arab Tidak Dimaksimalkan
Pemanfaatan bahasa Arab yang dimaksud di sini bukan latihan atau praktek berbahasa di kelas ketika pembelajaran, akan tetapi dilihat dari kegunaan dari bahasa itu sebagai alat studi, tidak digunakan dalam bentuk yang nyata. Materi ajar disajikan tidak dalam bahasa arab, diktat dan buku – buku ajar, tidak berbahasa Arab dan bahasa pengantar juga tidak berbahasa Arab. Dengan demikian mata kuliah bahasa Arab hanya sebagai pemenuhan kurikulum Institut yang tidak diupayakan pemanfaatannya secara langsung melalui kewajiban- kewajiban menulis materi ajar oleh dosen, penulisan tugas- tugas. Dengan kata lain IAIN maupun Fakultas belum menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa pembelajaran baik materi maupun pengantar kecuali pada jurusan yang khusus Bahasa Arab. Menurut hemat saya pembelajaran bahasa Arab, jauh lebih efektif melalui pemberlakuan semua mata kuliah agama dengan menggunakan materi ajar dan rujukannya berbahasa Arab. Dan jika hal ini dapat diberlakukan pelajaran bahasa Arab sangat terbantu.
3. Belajar Bahasa Arab Antara Kewajiban dan Panggilan
Secara umum minat dan tanggung jawab mahasiswa terhadap mata kuliah bahasa Arab cenderung hanya sebagai memenuhi tuntutan kurikulum dari program studi, belum sampai menjadi kebutuhan yang dilandasi dengan keterpanggilan hati untuk mempelajarinya sebagai bahasa agama Islam, bahasa ilmu pengetahuan dan bahasa komunikasi yang lebih luas.
4. Bahasa Arab, Bahas Inggris dan Bahasa Indonesia
Seharusnya bahasa Arab dan bahasa Inggeris yang secara mutlak menjadi bahasa asing yang wajib dipelajari di IAIN Sumatera Utara, menjadi bahasa yang utuh dan meluas penggunaannya diseluruh Fakultas dan Jurusan. Dan Mahasiswa IAIN diharapkan sama perhatian dan kemampuannya terhadap kedua bahasa asing tersebut. Akan halnya bahasa Indonesia dan Dosen Bahasa Indonesia harus juga mengenal kedua bahasa tersebut meskipun dalam ukuran yang minimal. Hal ini karena kebutuhan terhadap bahasa Indonesia oleh negara- negara Arab dan juga negara lainnya makin meningkat. Saya pernah membaca surat edaran di kantor Kopertis Wilayah I yang ditujukan kepada pimpinan perguruan tinggi swasta yang isinya memberi kesempatan kepada dosen- dosen Bahasa Indonesia untuk mengajar bahasa Indonesia di beberapa negara Arab dengan ketentuan dosen tersebut mampu berbahasa Arab dan bahasa Inggris secara aktif. Dengan demikian kita menyadari bahwa semua pemegang disiplin ilmu nampaknya harus memiliki kemampuan berbahasa Arab dan Inggris. Saya juga pernah bertemu dengan seorang misionaris yang bertugas di daerah Karo yang bukan saja mampu berbahasa Indonesia dan bahasa Karo tapi juga sedang belajar bahasa Arab. Dia sangat berkeinginan dengan pengetahuan tentang bahasa Arab akan dapat mengetahui isi kitab- kitab yang dipelajari di pesantren- pesantren. Mereka ingin meneliti ilmu apa atau informasi apa yang termuat dalam kitab- kitab klasik tersebut.
F. Catatan Tentang Mahasiswa
1. Mahasiswa Yang Mengagumkan pada bidang Akademik
Saya memperhatikan dan mengagumi mahasiswa- mahasiswa yang memiliki perhatian dan tanggung jawab akademik yang melebihi teman- temannya yang lain. Ada mahasiswa yang mempunyai perhatian lebih terhadap bahasa asing, kajian akademik, menghafal Al-quran, kursus- kursus keterampilan dan lain- lain yang timbul atas inisiatif dan rasa keterpanggilan dari mahasiswa itu sendiri. Mahasiswa- mahasiswa seperti ini kelihatan dalam waktu yang relatif cepat mulai menunjukkan prestasi- prestasi dan keunggulan- keunggulan yang bisa melebihi teman- teman dan sampai pada dosen- dosennya. Bukankah ada mahasiwa yang terampil menulis, tilawah Al-qur’an, berdakwah, tahfidz atau syarhil Qur’an dan lain- lain.
2. Mahasiswa Yang Mengagumkan pada bidang Kemandirian
Kemandirian yang dimaksud di sini adalah kemandirian mememuhi kebutuhan hidup dan kebutuhan biaya kuliah. Saya pernah menemukan mahasiswa yang bukan saja mandiri pada bidang kehidupan dan kuliahnya, tetapi juga dia secara penuh membiayai pendidikan saudaranya. Mahasiswa tersebut selain mendapat beasiswa dari Fakultasnya dia juga bekerja menambah penghasilan untuk kebutuhan saudaranya. Kemandirian dalam soal pemenuhan kebutuhan studi bagi mahasiswa IAIN, selalu terlihat dengan berbagai tingkatan kemandiriannya. Hal ini karena mahasiswa IAIN banyak yang berasal dari keluarga yang kurang mampu tetapi semangat dan tanggung jawab studinya sangat tinggi.
3. Mahasiswa yang potensial
Ada beberapa mahasiswa ketika mengikuti perkuliahan tidak menonjol keunggulannya dan tidak terkenal di lingkungan mahasiswa, tetapi sebenarnya mahasiswa tersebut memiliki perhatian dan rasa tanggung jawab terhadap kesuksesan studi dan masa depan pribadinya. Saya mencatat beberapa orang mahasiswa yang memiliki hal tersebut yang ditandai dengan ciri- ciri sebagai berikut
a. Mahasiswa yang memiliki catatan perkuliahan yang bukan saja lengkap, tapi catatan tersebut menyertakan semua catatannya tentang mata kuliah tersebut dari pelajarannya di SLTA. Mahasiswa tersebut saya dengar berhasil dengan baik dan menjadi dosen di Fakultasnya
b. Mahasiswa yang sangat mengerti arah tujuan dan pengembangan dari mata kuliah sehingga ketika menyelesaikan tugas – tugas perkuliahan, ia dapat membuat laporan yang terbaik melebihi target yang diharapkan. Mahasiswa ini juga berhasil dengan baik, dapat melanjutkan studinya ke S2 dan terakhir menjadi dosen
c. Mahasiswa yang dapat melampaui peluang dari dosennya sendiri. Hal ini ditandai dengan adanya alumni yang dapat melanjutkan studi S2 dan S3 di dalam dan di luar negeri
d. Saya juga ada menemui mahasiswa yang potensial tapi dengan keputusannya sendiri tidak melanjutkan pendidikannya di IAIN Sumatera Utara karena berbagai hal yang bersifat kekecewaan
e. Peluang dan Nilai Kepemimpinan Mahasiswa
Saya tidak termasuk mahasiswa yang aktif berorganisasi tapi saya dapat melihat peluang- peluang yang terbuka bagi mahasiswa untuk mengikuti dan terlibat aktif atau memprakarsai organisasi- organisasi di lingkungan mahasiswa. Tapi saya dapat memahami bahwa aktifitas mahasiswa dalam organisasi akan memberi nilai penting bagi mahasiswa itu sendiri. Hal ini dapat teramati dari aktivis – aktivis kampus IAIN Sumatera Utara setelah tamat tetap menjadi aktivis yang berguna bagi masyarakat. Demikian juga aktivis- aktivis di masyarakat maupun pejabat- pejabat di pemerintahan, banyak yang berasal dari aktivis kampus.
G. Dialog Yang Tidak Berakhir
Tulisan ini ingin saya akhiri dengan dialog pribadi saya dengan norma agama Islam yang mesti saya agungkan dan saya junjung tinggi sebagai berikut
1. Sudahkah saya atau kita meyakini dan mengimani, menyikapi dan mengamini bahwa sesungguhnya Allahlah pemilik ilmu, yang memberi restu atas ilmu, menganugerahkan ilmu, dan memberi nilai kepada ilmu yang ada pada hambaNya
2. Sudahkah saya atau kita memaknai bahwa ilmu dari Allah, sangat berharga, sangat penting, dan sangat menentukan atas Iman, Islam dan Ihsan kita dalam menjalani hidup untuk sebesar- besarnya manfaat dan seluas- luasnya maslahat serta nikmat ridho dan rahmat Allah di dunia dan akhirat
3. Sudahkah saya atau kita menempatkan diri sebagai hamba Allah yang sangat dhoif tidak berdaya, tidak mengetahui apa- apa, kecuali atas perkenan Allah yang Maha Kuasa, Maha Mengetahui, dan Maha Sempurna
4. Tawadhu’kah saya atau kita di hadapan Allah ketika belajar, menyimak, membaca, mencari, menguji coba, merasakan, memikirkan, memahami, sampai menemukan nilai kebaikan dan kebenaran ilmu, dari allah SWT
5. Sudahkah saya atau kita menghormati, memuliakan, dan memberi penghargaan terhadap ilmu, majelis ilmu, orang berilmu, penerus dan pendukkung ilmu
6. Sudahkah saya atau kita berniat ikhlas, bersikap jujur, dan berprilaku sungguh- sungguh, mempelajari dan mengajarkan ilmu- ilmu yang disediakan dan diberikan Allah. Atau terjebak kepada keinginan, harapan, atau minat diri sendiri yang bersifat egois, dan tidak terjangkau kebaikan dan kebenarannya.
7. Sudahkah saya atau kita mulai, cukup atau banyak mendengar, menyimak, membaca, mempelajari, mengaji, dan mengkaji Alquran serta hadis- hadis Nabi, sehingga dapat menangkap sesuatu informasi, inspirasi, pemahaman, dan pemaknaan sampai kepada aplikasi dan pengembangan.
8. Sudahkah saya atau kita menempatkan dan mendayagunakan secara benar diri kita belajar dan mengajar dengan landasan iman, islam dan ihsan dan ilmu yang diperoleh untuk memperkuatnya dalam menjalankan ubudiyah kita yang terbaik
9. Sudakah saya atau kita berlindung kepada Allah atas kemungkinan bahwa sesungguhnya diri kita selalu salah, kurang, menyimpang, sesat, atau mungkin bisa menyesatkan ketika belajar dan mengajar.
10. Sudahkah saya atau kita selalu memohon pertolongan kepada Allahdalam belajar dan mengajar karena sesungguhnya Allahlah Pemilik dan yang berhak menganugerahkan kebenaran, kebaikan, kesempurnaan, kemuliaan dan keagungan, kebesaran, kekayaan dan kekuasaan, keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan.
11. Sudahkah ilmu yang kita pelajari dan yang kita ajarkan memberi makna yang konkrit menambah rasa takut kepada Allah, rasa malu jika melakukan kesalahan atau kekurangan, rasa bertanggung jawab menegakkan kebaikan dan kebenaran, menambah kuantitas dan kualitas ibadah, memberi kekuatan menangkal kepalsuan diri sendiri, tipu daya setan dan kerusakan nilai amal atau sudahkah saya atau kita benar dan baik sebagai guru atau dosen di sisi Allah
H. Penutup
Demikianlah catatan- catatan ini disampaikan, kiranya dapat memberi sesuatu yang berguna dan dapat digunakan melebihi dari apa yang ada pada catatan- catatan ini. Wallahu a’lam.
Komentar
Posting Komentar