RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN (RPL)
RENCANA PELAKSANAAN LAYANAN
(RPL)
Nama Sekolah : MTs N 2 MEDAN
Kelas / Semester : VII / Genap
Alokasi Waktu : 2 X 45 Menit
Jenis layanan : Informasi
Tempat : Ruang Kelas
Bidang Bimbingan : Belajar
Rumusan Kompetensi : Siswa Memahami Cara-Cara Belajar Yang Baik
Tujuan/ Harapan /Indikator
A : Siswa dapat memahami tentang cara belajar yang baik
B : Siswa dapat terampil dalam belajar baik dikelas
maupun diluar kelas
Karakteristik Yg Dikembangkan : Disiplin, Jujur dan Bertanggung Jawab
Langkah – Langkah
A. Pertemuan I
1) Pendahuluan :
• Salam Pembukaan, Berdo’a, Perkenalan dan Mengabsen
• Tujuan dari materi keterampilan belajar ini adalah siswa memahami cara belajar yang baik, didalam kelas dan diluar kelas serta terampil dalam belajar
2) Inti :
Mengamati
• Siswa membaca Sumber dari buku (Mengamati Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur dan Mengamati Proses didalam buku).
• Siswa Mendengarkan bacaan cara belajar yang baik, Konsep, Prinsip, Prosedur, dan Prosesnya dari Narasumber
• Siswa melihat tayangan Vidio cara belajar yang baik
• Siswa melihat demonstrasi cara bealajar yang baik
Menanya
• Siswa menanyakan Penjelasan tambahan terhadap Informasi yang didapat dari Proses mengamati
• Siswa mencari penjelasan tambahan tentang fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah mengamati Objec
• Siswa mencari penjelasan tambahan sendiri berdasarkan Informasi kegiatan Mengamati
• Siswa mengklarifikasi Informasi yang didapatinya
Mengeksplorasi
• Siswa melakukan Eksperimen
• Siswa membawa sumber lain
• Siswa mengamati Objec/Kejadian/Aktivitas
• Siswa mengakses Internet
Mengasosiasi
• Siswa menganalisis data
• Siswa membuat Kategori
• Siswa mengelompokkan
• Siswa menyimpulkan dan memperbaiki dengan memanfaatkan lembar kerja diskusi atau praktik
Mengkomunikasikan
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk Bagan
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk Diagram
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk grafik
• Siswa menyusun Laporan tertulis dan Menyajikan laporan meliputi Proses, hasil dan kemampuan secara lisan
Tanya Jawab mengenai materi Cara Belajar Yang Baik didalam kelas dan diluar kelas
3) Penutup
• Kesimpulan tentang Materi keterampilan belajar didalam kelas dan diluar kelas
• Pemberian Pesan
B. Pertemuan II
1. Pendahuluan :
• Salam Pembukaan, Berdo’a, Perkenalan dan Mengabsen
• Memberitahu tujuan Pemberian layanan dan tujuan dari materi cara belajar yang baik
2. Inti :
Mengamati
• Siswa membaca Sumber dari buku (Mengamati Fakta, Konsep, Prinsip, Prosedur dan Mengamati Proses didalam buku).
• Siswa Mendengarkan pembacaan cara belajar yang baik dari Narasumber
• Siswa melihat tayangan Vidio tentang cara belajar yang baik
• Siswa Mendemonstrasikan cara belajar yang baik
Menanya
• Siswa menanyakan Penjelasan tambahan terhadap Informasi yang didapat dari Proses mengamati
• Siswa mencari penjelasan tambahan sendiri berdasarkan informasi hasil kegiatan mengamati
• Siswa menanyakan fenomena-fenomena yang tidak diketahuinya dalam langkah kegiatan mengamati
• Siswa mengklarifikasi Informasi yang didapatinya dari tahap mengamati
Mengeksplorasi
• Siswa melakukan Eksperimen
• Siswa membawa sumber lain
• Siswa mengamati Objec/Kejadian/Aktivitas
• Siswa mewawancarai Narasumber
Mengasosiasi
• Siswa mengakses internet
• Siswa menganalisis data
• Siswa membuat kategori dan mengelompokkan
Mengkomunikasikan
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk Bagan
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk Diagram
• Siswa menyajikan laporan dalam bentuk grafik
• Siswa menyusun Laporan tertulis dan Menyajikan laporan secara lisan
Tanya Jawab mengenai materi keterampilan belajar yaitu cara bealajar yang baik dan Refleksi
3. Penutup
• Kesimpulan tentang Materi cara belajar yang baik
• Pemberian Pesan
Kegiatan Pendukung
a. Format Lisan
b. Himpunan Data
Alat Bantu
a. Modul BK
b. Internet, Laptop, Infokus
Bentuk Penilaian
LAISEG : Menanyakan Pemahaman Siswa Mengenai Materi
Mengetahui Medan, 2016
Kepala Sekolah Guru BK
Drs. MusiaN, MA Hj. ari, S.Pd
Nip: 199612311999031015 Nip: 196503042003122001
MATERI LAYANAN
HAL-HAL TERPENTING DALAM BELAJAR
• Mengikuti Pelajaran di Kelas
Cara mengikuti pelajaran di kelas sebenarnya tidaklah jauh berbeda dengan cara mengikuti kuliah diperguruan tinggi. Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan baik seorang pelajar harus tahu apa-apa yang harus dipersiapkan sebelum masuk kelas, langkah-langkah dan tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan selama pelajaran berlangsung dan setelah pelajaran selesai.
Tidak ada salahnya kalau pelajar memakai cara berkuliah untuk mengikuti pelajaran di kelas. Sekaligus melatih diri dengan kebiasaan-kebiasaan baik untuk melangkahkan kakinya ke perguruan tinggi nanti. Di bawah ini adalah cara atau petunjuk untuk mengikuti pelajaran di kelas:
1. Niat
Semenjak melangkahkan kaki, meninggalkan rumah untuk pergi ke sekolah, pelajar harus sudah berniat dan membulatkan tekad untuk mencari ilmu. “Bismillahir rahmaanir rahiim, dengan nama-Mu aku mencari ilmu, memenuhi panggilan-Mu. Maka tambahkanlah aku ilmu dan berilah aku kefahaman”. Dalam hati berkata: “saya harus faham uraian dan keterangan-keterangan Bapak Ibu guru. Saya akan mencamkan benar-benar sehingga apa yang disampaikan oleh Bapak Ibu guru nanti menjadi milikku dan melekat dalam otakku”. Dibalik niat yang suci itu terkandung nilai yang amat tinggi yaitu tak akan mau menyia-nyakan waktu dan melakukan hal-hal yang tidak membawa manfaat. Maka niat ini harus dipelihara terus minimal sampai pelajaran selesai. Karena niat ini adalah asas, pokok dan fondasi untuk langkah-langkah berikutnya.
2. Kemauan yang kuat
Kemauan adalah modal yang sangat penting dalam studi. Hal ini haris dibarengi dengan usaha yang keras, perjuangan yang gigih lagi penuh semangat yang berkobar-kobar. Kemauan tanpa disertai usaha berarti separo kegagalan kalau tak boleh dikatakan tidak mau menggerakkan kaki, tangan, fikiran dan lain-lain. Hukum alam mengatakan: “Berjuanglah engkau akan berkuasa”. Maka dari itu seorang pelajar atau siswa yang ingin mendapatkan kesuksesan yang gemilang harus siap siaga dan tak gentar menghadapi berbagai keseulitan dan rintangan. Kita mengetahui bahwa tidak ada kenikmatan dan kelezatan hidup kecuali setelah berpayah-payah dan sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan. Seorang pelajar yang takut menghadapi kesulitan pasti akan tenggelam dalam kegelapan dan kebodohan. Pepatah Arab mengatakan: “Barang siapa tak mau merasakan pahitnya studi pasti akan merasakan pahitnya kebodohan sepanjang masa”.
3. Perhatian
Seorang pelajar harus dapat memfungsingkan alat pendengarannya sebaik mungkin, untuk mendengarkan uraian dan keterangan bapak ibu guru yang sedang mengajar. Ia harus pandai-pandai menyeleksi keterangan, mana yang dianggap penting dan banyak diualng atau ditekankan oleh guru. Karena tidak jarang guru menjadi bahan ulangan ataupun ujian semester. Di samping itu ia harus mampu mempergunakan alat penglihatannya, untuk memperhatikan mimic, gerak gerik dan gaya mengajar bapak ibu guru sehingga menambah pengertian dan pemahamannya terhadap pelajaran yang diberikan. Kesemuanya itu akan membuat otak yang pada akhirnya ia merasa mudah menghafak dan mengingat kembali pelajaran itu.
4. Konsentrasi
Konsentrasi berbarti pemusatan fikiran kepada suatu masalah saja, lainnya tidak. Dalam hal ini yang difikirkan pelajaran hanyalah pelajaran yang sedang dihadapi. Ia harus tidak memberikan kesempatan kepada hal-hal atau masalah-masalah lain di luar pelajaran bermunculan di dalam otak sehingga menggantikan kedudukan dan menyingkirkan atau mengusir satu-satunya masalah yang sedang dihadapi, yakni pelajaran. Tinggalkan dan janganlah memikirkan sesuatu kecuali pelajaran.
Banyak terjadi ana datang dan duduk di kelas, tidak mengantuk, mata memandang ke depan, kelihatannya sedang memperhatikan bapak guru dan tulisan-tulisan yang ada di papan tulis, tetapi fikirannya entah kemana, asyik menikmati lamunan dan hayalannya, memikirkan ini dan itu serta hal-hal lain di luar pelajaran. Terbukti bila ditanya, ia terkejut, gugup, bingung, tak tahu apa yang ditanyakan. Anda sebagai pelajar jangan sampai begitu, memalukan dan seungguh rugi bahkan merugikan. Bukankah beaya sekolah itu banyak, makan waktu, tenaga dan lain-lain? Untuk menghindarinya seorang pelajar harus ingat tujuan/niat semula yaitu menuntut ilmu. Niat ini harus selalu diingat dan dipelihara sehinga benar-benar mendarah mendaging dan mnejiwai dirinya. Kalau sudah demikian maka gangguan-gangguan lain akan mudah diusir. Pelajar-pelajar yang gampang terkena gangguan studi adalah mereaka yang tidak kaut dan belum mencamkan niatnya mencari ilmu. Mereka akan mudah tergoda dan kena pengaruh lingkungannya sehingga hanya kegagalan yang diperoleh.
5. Appersepsi
Karena mengikuti pelajaran di kelas itu harus dilakukan secara aktif dan kreatif, maka seorang pelajar harus pandai-pandai mendengakan uraian, memasukkan dan mengolahnya dalam otak. Karena itu adalah tidak kurang baik datang ke kelas dengan fikiran kosong. Maka deperlukan appersepsi, yaitu pengetahuan-pengetahuan yang sudah ada dipersiapkan untuk menerima hal-hal dan pengetahuan-pengetahuan yang baru. Appersepsi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Membaca atau mengualangi pelajaran yang pernah diberikan sebelumnya atau pelajaran yang telah lalu.
b. Membaca bab atau materi berikutnya dari buku pegangan. Hal itu dapat dilakukan bila guru menerangkan buku tersebut secara berurutan, bab per bab atau halaman per halaman.
c. Membaca bukub-buku lain yang ada hubungannya dengan masalah yang akan diterangkan.
Kalau seorang pelajar dapat melaksanakan cara pertama dan kedua (a dan b) ia akan merasa mudah mengangkap dan memahami keterangan bapak ibu guru meskipun sewaktu membaca buku sendirian belum faham banyak. Bila ia sudah fahan tentu apa yang disampaikan bapak ibu guru menjadikannya lebih mantap. Faham-fahamnya yang semula masih kurang, setengah-setangan atau mungkin salah bisa disempurnakan.
Namun, kadang-kadang menimbulkan sikap yang negative. Ia merasa sudah faham dan mengerti semua. Akibatnya ia meremehkan dan tak mau memperhatikan keterangan bapak ibu guru. Dalam hatinya berkata “Ah saya sudah baca, saya sudah faham, paling banter yang diterangkan itu itu juga, sama dengan yang ada di buku. Saya tinggal enak-enak saja, santai”. Ini tidak benar, salah sekali. Ia tidak/belaum tahu bahwa bapak ibu guru membaut persiapan, membaca beberapa buku sebelum mengajar. Tentunya ada keterangan tambahan dan hal-hal baru yang perlu sekali diketahui, tetapi belum disebutkan dalam buku. Sikap pelajar yang demikan itu amat tercela. Bagaimanapun pandainya seorang pelajar ia wajib menghargai dan menghormati guru. Guru adalah orang tua kedua setelah ayah dan ibu. Beliau ikut mendewasakan kita.
Appersepsi yang cukup membuat pelajar lebih kreatif, dan mampu menghubung-hubungkan uraian yang disampaikan bapak ibu guru. Dan dengan appersepsi yang lengkap bahan-bahan baru akan mudah diterima dan melekat pada fikiran. Lebih dari itu akan memudahkan dirinya mengambil intisari dan pokok-pokok pelajaran serta membuat smmary/ringkasan.
6. Catatan
Kalau ada orang berburu dan mendapatkan seekor kijang yang sehat dan segar, kemudian orang itu tidak mengikatnya erat-erat, tak ayal lagi hasil buruannya akan lepas dan hilang. Begitu juga orang yang memburu ilmu. Setelah mendapatkannya harus diikat erat-erat. Tali pengikatnya adalah catatan yang lengkap, bersih, rapi, teratur, jelas dan mudah dibaca.
Ada dua macam catatan:
a. Catatan resmi
Catatan resmi adalah catatan mengenai apa yang didektekan atau dituliskan bapak ibu guru di papan tulis. Dalam hal ini pelajar tinggal mencatat atau menurut saja. Untuk itu catatan hendaklah diusahakan lengkap, bersih, teratur, terang dan menarik. Kalau ada guru yang mendektekan dengan cepat sehingga ketinggalan, maka tinggalkanlah atau berilah tempat kosng secukupnya kemudian meneruskan mencatat apa yang didektekan. Baris-baris yang kosong itu dapat dilengkapi dengan meminjam catatan kawan setelah selesai pelajaran. Mungkin dalam catatan kawan ada juga beberapa baris yang kosong karena ketinggalan. Untuk itu bisa berkompromi atau bekerja sama guna melengkapi kekurangan-kekurangan yang ada dalam catatan. Adalah tidak baik berhenti atau tidak mencatat apa yang didektekan berikutnya dikarenakan ketinggalan. Hal ini akan menimbulkan kebiasaan yang jelek. Diantranya akan bergantung dan bersandar pada orang lain, tidak/kurang percaya kepada diri sendiri atau merasa rendah diri dan lain-lain. Lebih jelek lagi apabil ia malas mencatat atau bahkan tidak mencatat sama sekali dengan harapan nanti bisa pinjam temannya. Ini jangan sekali-kali dilakukan. Selain membuat diri senang bersandar pada orang lain juga mengurangi waktu belajarnya. Sebab, waktu yang sebenarnya bisa untu belajar digunakan untuk mencatat. Memang bisa sambil mencatat balajar, tetapi harus dengan segala perhitungan. Kalau tidak mencatat di kelas lalu apa yang diperbuat sewaktu teman-teman sedang mencatat? Oleh karena itu hendaklah diusahakan untuk dapat mencatat sekali jadi; lengkap, bersih, rapi, jelas dan menarik.
b. Catatan tidak resmi
Dimaksudkan dengan catatan tidak resmi disini adalah catatan hasil jerih payah dari seorang pelajar memperoleh pokok-pokok, intisari atau kesimpulan dari apa yang diterangkan bapak ibu guru. Catatan tidak resmi ini masih jarang dilakukan oleh pelajar-pelajar padahal manfaatnya cukup besar.
Catatan tidak resmi ini berwujud buku oret-oret. Di dalamnya terdapat hal-hal yang dianggap penting, dapat membantu memperjelas masalah-masalah yang masih kabur dan mempermudah hal-hal yang masih dirasa sulit, disamping intisari atau kesimpulan dari keterangan bapak ibu guru. Satu buku catatan tidak resmi (oret-oretan) bisa dipergunakan untuk beberapa mata pelajaran. Untuk memperoleh hasil yang memuaskan, maka diperlukan semangat yang tinggi, perhatian dan konsentrasi yang penuh. Ia harus lincah dan mengetahui kata-kata kunci yangsering digunakan bapak ibu guru untuk menekankan hal-hal yang dinilai penting. Kata-kata kunci itu antara lain: “Perlu diingat”, “Yang penting dalam hal ini adalah”, “Kesimpulannya adalah”, dan lain sebagainya.
7. Bertanya
Kalau di sana ada kata kunci untuk membuka/terkabulnya cita-cita yaitu Usaha dan Doa, maka di sana juga ada kunci ilmu, yaitu Bertanya. Dengan bertanya ia menjadi faham, mengarti dan tidak sesat. Ia menjadi lega dan tidak risa. Ia menjadi yakin dengan ilmu yang dimiliki. Maka dari itu apabila ada keterangan bapak ibu guru yang kurangdapat dimengerti atau masih diragukan hendaklah segera ditanyakan. Di mana ada kesempatan bertanya hendaklah digunakan sebaik-baiknya. Jangan takut dan malu bertanya. Kalau perlu sewaktu-waktu, pilih waktu yang baik dan tidak mengganggu kegaiatan bapak ibu guru, bertanya di rumah beliau. Insya Allah bapak ibu guru akan menyambut dengan senang hati. Banyak manfaat yang diperoleh dari cara ini. diantaranya hubungan dengan bapak ibu guru semakin dekat, menjadi lebih diperhatikan. Sebagai murid anda akan semakin memperhatikan pelajarannya, tunduk, patuh dan segan kepadaya. Semua itu akan menambah semangat belajar dan bercita-cita memperoleh hasil yang sebaik-baiknya.
Komentar
Posting Komentar