miskin menurut islam dan jalan keluarnya
Tulisan ini dibuat untuk keluar dari kemiskinan. Tapi kemiskinan ini tidak diinginkan untuk kemudian meminta-minta kepada kalian para penguasa, dan pemimpin negeri ini. Bagaimanapun keadaan negeri ini bagaimanapun situasi ekonomi dalam masyarakat Indonesia ini, Tak sedikitpun mengurangi rasa keimanan kepada AllAh bahwa dia senantiasa memberikan jalan keluar dari berbagai arah yang tidak disangka-sangka.
Pernah dulu tahun 98 bahwa terjadi krisis maka pada saat itu kami sebagai anak dari para petani tidak mampu mencukupi kebutuhan sendiri, tidak mampu bertahan dan mencari harta dikarenakan berbagai kebutuhan sangat sangat mahal. Sehingga pada saat itu orang tua saya meninggalkan kami sebagai anaknya, mereka merantau ke negeri yang jauh.
Demi mencari sesuap nasi, maka pada saat itu terjadi busung lapar tidak ada seorangpun yang tahu, makan tidak makan sampai beberapa hari bahkan 3 hari. Itulah keadaan paceklik yang sangat parah, yang pernah mengisi kehidupan kami.
Dan bahkan kalau saya ingat pada waktu itu untuk mencukupi kebutuhan, kami bekerja yang saat itu masih berumur 5 tahun.
Akan tetapi pekerjaan kami layaknya pekerjaan orang orang dewasa mengangkat beban yang sangat berat melampaui batas untuk seukuran Anak pada saat itu.
tetapi Alhamdulillah sebagai rakyat yang baik, sebagai warga negara Indonesia yang baik tidak pernah membuat onar maupun kriminal,Maka pada saat itu pendidikan saya pun terancam dan bahkan untuk memasuki setingkat sekolah pendidikan menengah pun ayah dan ibu saya tidak sanggup sehingga mengharuskan saya Merantau dan bekerja ditempat orang lain agar bisa sekolah untuk memasuki SMP.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk bekerja dan bekerja sambil sekolah. Dan inilah yang saya lakukan untuk memperoleh ijazah SMP dan SMA. Maka pada saat-saat smp-sma Inipun sangat banyak rintangan dan tantangan yang dilalui. Bayangkan sepulang sekolah kita harus bekerja sampai jam 06.00 sore dan bahkan melebihi batas sampai magrib, kegiatan-kegiatan pada masa SMP dan SMA sangat membekas di dalam memori.
Dimana pada saat itu kita harus mengikuti Semua peraturan peraturan yang dibuat oleh tempat dimana kita tinggal.
Adapun peraturan-peraturan yang dilalui Allah kalau bangun pada pagi hari kita harus memasak nasi, teh, mencuci piring, dan mengantarkan kerbau ke tempat ngangon. Inilah yang saya lalui selama 6 tahun.
Maka yang terjadi adalah berbagai linangan air mata setiap saat setiap hari tentunya dikarenakan pada saat itu memang tidak ada waktu untuk bermain sedikitpun, bahkan ada kawan-kawan yang main bola, mau ikut bergabung tidak diperbolehkan dan kalau ketahuan maka kita akan diceramahi berhari-hari.
Di ulang-ulang terus menerus Apa kesalahan kita.
Begitulah dalam rangka memperoleh di ijazah SMP dan SMA. Akan tetapi seperti itu juga untuk menempuh perguruan tinggi pun uang tidak ada akan tetapi niat sangat luar biasa, hingga akhirnya pada saat liburan berliburlah ke daerah Medan. Alhamdulillah akhirnya berjumpa dengan kampus yang saat itu sangat saya kagumi dimana pakaian-pakaian nya sangat sangat cantik tertutup.
Penampilan para wanita dan lelaki sangat sopan belum pernah saya lihat sebelumnya sehingga menimbulkan gairah untuk dan Pengen kuliah di tempat tersebut. Maka Al hamdulillah keinginan dan tangisan atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah diberikan oleh Allah jalan keluar sehingga pada saat itu bisa memasuki kampus tersebut.
Alhamdulillah lolos dengan tepat waktu.
Maka jangan pernah sekali anda katakan andalah orang yang paling miskin, kemiskinan yang kita alami kemiskinan yang kita lalui tidaklah sebanding dengan kemiskinan kemiskinan yang ada pada zaman zaman dahulu Kalau para sahabat atau para rasul miskin mereka sampai mengikat batu di perutnya saat mereka lapar.
rasul pernah mencontohkan kepada sahabat, yang ketika itu sahabat tidak mempunyai apapun, maka rasul memberi jalan keluar kepada beliau yaitu beliau memberi sebuah kapak. dengan kapak tersebut pemuda tadi mengambil kayu dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan.
harusnya teladan seperti inilah yang patut kita contoh, memberi modal kepada mereka yang menganggur. perlahan tapi pasti maka ketimpangan sosial terutama kemiskinan akan menurun di negeri kita ini.
wallahu A'lam
Pernah dulu tahun 98 bahwa terjadi krisis maka pada saat itu kami sebagai anak dari para petani tidak mampu mencukupi kebutuhan sendiri, tidak mampu bertahan dan mencari harta dikarenakan berbagai kebutuhan sangat sangat mahal. Sehingga pada saat itu orang tua saya meninggalkan kami sebagai anaknya, mereka merantau ke negeri yang jauh.
Demi mencari sesuap nasi, maka pada saat itu terjadi busung lapar tidak ada seorangpun yang tahu, makan tidak makan sampai beberapa hari bahkan 3 hari. Itulah keadaan paceklik yang sangat parah, yang pernah mengisi kehidupan kami.
Dan bahkan kalau saya ingat pada waktu itu untuk mencukupi kebutuhan, kami bekerja yang saat itu masih berumur 5 tahun.
Akan tetapi pekerjaan kami layaknya pekerjaan orang orang dewasa mengangkat beban yang sangat berat melampaui batas untuk seukuran Anak pada saat itu.
tetapi Alhamdulillah sebagai rakyat yang baik, sebagai warga negara Indonesia yang baik tidak pernah membuat onar maupun kriminal,Maka pada saat itu pendidikan saya pun terancam dan bahkan untuk memasuki setingkat sekolah pendidikan menengah pun ayah dan ibu saya tidak sanggup sehingga mengharuskan saya Merantau dan bekerja ditempat orang lain agar bisa sekolah untuk memasuki SMP.
Akhirnya saya pun memutuskan untuk bekerja dan bekerja sambil sekolah. Dan inilah yang saya lakukan untuk memperoleh ijazah SMP dan SMA. Maka pada saat-saat smp-sma Inipun sangat banyak rintangan dan tantangan yang dilalui. Bayangkan sepulang sekolah kita harus bekerja sampai jam 06.00 sore dan bahkan melebihi batas sampai magrib, kegiatan-kegiatan pada masa SMP dan SMA sangat membekas di dalam memori.
Dimana pada saat itu kita harus mengikuti Semua peraturan peraturan yang dibuat oleh tempat dimana kita tinggal.
Adapun peraturan-peraturan yang dilalui Allah kalau bangun pada pagi hari kita harus memasak nasi, teh, mencuci piring, dan mengantarkan kerbau ke tempat ngangon. Inilah yang saya lalui selama 6 tahun.
Maka yang terjadi adalah berbagai linangan air mata setiap saat setiap hari tentunya dikarenakan pada saat itu memang tidak ada waktu untuk bermain sedikitpun, bahkan ada kawan-kawan yang main bola, mau ikut bergabung tidak diperbolehkan dan kalau ketahuan maka kita akan diceramahi berhari-hari.
Di ulang-ulang terus menerus Apa kesalahan kita.
Begitulah dalam rangka memperoleh di ijazah SMP dan SMA. Akan tetapi seperti itu juga untuk menempuh perguruan tinggi pun uang tidak ada akan tetapi niat sangat luar biasa, hingga akhirnya pada saat liburan berliburlah ke daerah Medan. Alhamdulillah akhirnya berjumpa dengan kampus yang saat itu sangat saya kagumi dimana pakaian-pakaian nya sangat sangat cantik tertutup.
Penampilan para wanita dan lelaki sangat sopan belum pernah saya lihat sebelumnya sehingga menimbulkan gairah untuk dan Pengen kuliah di tempat tersebut. Maka Al hamdulillah keinginan dan tangisan atas doa-doa yang dipanjatkan kepada Allah diberikan oleh Allah jalan keluar sehingga pada saat itu bisa memasuki kampus tersebut.
Alhamdulillah lolos dengan tepat waktu.
Maka jangan pernah sekali anda katakan andalah orang yang paling miskin, kemiskinan yang kita alami kemiskinan yang kita lalui tidaklah sebanding dengan kemiskinan kemiskinan yang ada pada zaman zaman dahulu Kalau para sahabat atau para rasul miskin mereka sampai mengikat batu di perutnya saat mereka lapar.
rasul pernah mencontohkan kepada sahabat, yang ketika itu sahabat tidak mempunyai apapun, maka rasul memberi jalan keluar kepada beliau yaitu beliau memberi sebuah kapak. dengan kapak tersebut pemuda tadi mengambil kayu dan menjualnya kepada mereka yang membutuhkan.
harusnya teladan seperti inilah yang patut kita contoh, memberi modal kepada mereka yang menganggur. perlahan tapi pasti maka ketimpangan sosial terutama kemiskinan akan menurun di negeri kita ini.
wallahu A'lam
Komentar
Posting Komentar