Urgensi Mempelajari Masalah Kontemporer
Mempelajari masalah-masalah kontemporer sangat penting, di antara alasannya adalah:
Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Maidah: 3
Artinya: “pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.
Allah Swt berfirman dalam Q.S An-Nahl: 89
Artinya: “dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Abu Dzar ra. Berkata, “Rasulullah SAW meninggalkan kami dan tidaklah seekor burung ynag mengepakkan sayapnya melainkan beliau telah menyebutkan ilmunya kepada kami.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Salman Al-Farisi ra. pernah ditanya, “Apakah Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kalian segala sesuatu sampai kepada cara membuang kotoran?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi) Maksudnya adalah sampai kepada hal-hal yang berhubungan dengan adab-adab buang hajat. Karena syariat Islam datang menjelaskan adab-adab ini, doa yang diucapkan dan hal-hal yang semestinya dilakukan (adab).
Allah Swt berfirman dalam QS. Thaha: 114.
Artinya: “dan Katakanlah (wahai Muhamma) "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Allah Swt berfirman dalam QS. Az-Zumar: 9.
Artinya: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Mujadalah: 11.
Artinya: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sedangkan dalil dari As-Sunnah sangat banyak, di antaranya sebagai berikut: “Barangsiapa yang menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Asakir).
“Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: hadits hasan dari sahabat Anas ra.)
“Apabila seorang hakim berijtihad (mengambil kesimpulan suatu hukum), lalu benar, maka baginya dua pahala. Dan apabila dia berijtihad lalu salah, maka baginya satu pahala.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
1. Menjelaskan kesempurnaan syariat.
Bahwa syariat itu memberikan maslahatan di setiap masa dan tempat. Tidaklah ada masalah baru dari sekian masalah-masalah terkini itu, melainkan telah ada ketentuan syariat yang telah ada ketentuan syariat yang dijelaskan di dalam Kitabullah dan Sunnah RasulNya, yang hanya diketahui oleh orang-orang yang mendalami ilmu.Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Maidah: 3
Artinya: “pada hari ini telah Kusempurnakan agamamu dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhai Islam itu jadi agamamu.
Allah Swt berfirman dalam Q.S An-Nahl: 89
Artinya: “dan kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
Abu Dzar ra. Berkata, “Rasulullah SAW meninggalkan kami dan tidaklah seekor burung ynag mengepakkan sayapnya melainkan beliau telah menyebutkan ilmunya kepada kami.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
Salman Al-Farisi ra. pernah ditanya, “Apakah Rasulullah SAW telah menjelaskan kepada kalian segala sesuatu sampai kepada cara membuang kotoran?” Beliau menjawab, “Ya.” (HR. Muslim, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi) Maksudnya adalah sampai kepada hal-hal yang berhubungan dengan adab-adab buang hajat. Karena syariat Islam datang menjelaskan adab-adab ini, doa yang diucapkan dan hal-hal yang semestinya dilakukan (adab).
2. Sebagai wujud kita memenuhi perintah Allah dan RasulNya
Sebab mempelajari masalah-masalah kontemporer ini bagian dari tugas menyampaikan ilmu dan mengamalkannya. Menyampaikan ilmu diperintahkan oleh Allah dan juga diperintakan oleh RasulNya di dalam sunnahnya.Allah Swt berfirman dalam QS. Thaha: 114.
Artinya: “dan Katakanlah (wahai Muhamma) "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Allah Swt berfirman dalam QS. Az-Zumar: 9.
Artinya: “Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?”
Allah Swt berfirman dalam QS. Al-Mujadalah: 11.
Artinya: “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Sedangkan dalil dari As-Sunnah sangat banyak, di antaranya sebagai berikut: “Barangsiapa yang menempuh jalan mencari ilmu, Allah akan memudahkan baginya jalan menuju Jannah.” (HR. Ahmad, Muslim, Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Asakir).
“Barangsiapa keluar untuk menuntut ilmu, maka dia berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (HR. At-Tirmidzi, beliau berkata: hadits hasan dari sahabat Anas ra.)
3. Beribadah kepada Allah dengan mempelajari masalah kontemporer.
Sebab, mengkaji adalah termasuk bagian dari mempelajari ilmu dan mnegajarkannya. Ilmu adalah ibadah yang paling utama dan cara yang tepat untuk mendekatkan diri (kepada Allah), maka bersedia untuk mengkaji masalah-masalah kontemporer ini adalah ibadah kepada Allah yang berpahala bagi manusia yang melaksanakan.4. Mencari pahala dan balasan di sisi Allah Swt
Sebab, bagi orang yang alim dan seorang mujtahid, apabila ia mencurahkan kesungguhan dan konsentrasinya di dalam mengkaji hukum bagi masalah kontemporer dan apa status hukumnya, di sisi Allah akan ada pahala dan balasan yang baik. Disebutkan di dalam hadits bahwasannya Nabi SAW bersabda:“Apabila seorang hakim berijtihad (mengambil kesimpulan suatu hukum), lalu benar, maka baginya dua pahala. Dan apabila dia berijtihad lalu salah, maka baginya satu pahala.” (HR. Muttafaq ‘Alaih)
Komentar
Posting Komentar