Ini Sebabnya Allah Mengutus Para Rasul Ke bumi

Para intelek dan filsuf dunia pernah membicarakan tentang topik yang satu ini, yang kebanyakan mereka mengembalikan jawabannya kepada sumber-sumber agama (kitab-kitab suci). Namun, sebagian mereka ada yang menjawabnya berdasarkan akal
dan nafgu semata lalu ia tersesat jalan bagaikan seorang pengumpul kayu api yang berjalan selangkah demi
selangkah di tengah hutan pada malam hari Saat gelap-gulita tanpa pelita. Ada juga di antara mereka yang akhirnya dibukakan Oleh Allah tabir kebenaran sehingga mereka mengetahui jawaban yang. Berikut ini akan kusampaikan hikmah dari diutusnya para rasul dan di mana letak kebutuhan manusia kepada mereka. Semoga Allah senantiasa membimbing kita kepada jalan yang benar dan tidak tergelincir kepada jalan-jalan yang tidak di- kehendaki - Nya. Ketahuilah bahwa kehidupan dunia ini gebenarnya hanya- lah sebagai jembatan menuju kehidupan lain yang abadi, yakni kehidupan akhirat. Di akhirat kelak tidak ada istilah mati dan lenyap, melainkan semuanya akan kekal buat gelama-lamanya. Perkataan yang menyebutkan bahwa jika roh telah keluar dari jasad seseorang lalu jasadnya itu dikembalikan kepada asal penciptaannya (yakni tanah), maka habislah kehidupannya setelah itu karena roh itu takkan dikembalikan lagi kepadanya adalah sebuah perkataan bohong yang tidak dapat diterima sama sekali. Begitu juga dengan perkataan tentang reinkarnasi atau penyusupan roh orang yang meninggal dunia kepada jasad yang lain, baik jasad binatang maupun jasad makhluk lain. Orang yang berkesimpulan seperti ini telah keluar dari jalan yang lurus dan telah terperosok ke dalam khayalan dan kegelapan yang menyesatkan. Jika engkau kosongkan pikiranmu sejenak, lalu engkau pandangi pergerakan alam ini serta kehidupan yang ada di dalamnya, niscaya akan engkau dapatkan dalit yang kuat dan bukti yang nyata bahwa amalan-amalan manusia itu takkan berlalu begitu saja. Juga engkau dapati bahwa di belakang hari kelak akan ada kehidupan yang lain, mahkamah yang tertinggi, dan hakim yang benaebenar adil yang akan membalas dengan setimpal seluruh tindak-tanduk manusia selama di dunia ini. Kuingatkan kepadamu sebuah teori yang aku sangat yakin engkau tidak akan menolaknya, yaitu yang berbunyi, "Setiap syariat, baik syariat langit maupun syariat bumi, dan setiap pendapat manusia sepanjang maga di mana pun berada, pasti menetapkan bahwa orang yang menjatuhkan hukuman (para hakim dan qadhi) wajib menegakkan keadilan dan kebenaran dalam menjalankan tugasnya tersebut. Mereka wajib menghukum orang yang berbuat jahat dengan hukuman yang setimpal dan melindungi orang yang teraniaya dari kejahatan orang yang zalim tersebut. " Nah! Seandainya engkau dizalimi Oleh seseorang, namun engkau tidak mampu menyeret orang itu ke pengadilan, misalnya karena kezaliman itu terjadi jauh di luar kota, atau karena orang itu adalah seorang penguasa sehingga engkau terpaksa menerima saja kezalimannya tanpa biga berbuat apa-apa, kemudian salah georang dari engkau berdua menemui ajalnya, apakah kezalimannya itu akan berlalu begitu saja tanpa ada keadilan? Ataukah mesti ada pengadilan Iain di luar pengadilan dunia yang akan membela dirimu, mengembalikan hakmu dari- nya, dan menghukumnya gesuai dengan kadar kejahatannya, sehingga kebenaran dapat tertegakkan dengan sebenar-benar- nya dan tidak terkalahkan Oleh kebatilan? Tidak diragukan lagi bahwa jawaban yang seguai dengan hatimu adalah bahwa suatu saat nanti orang tersebut harus menerima hasil dari kejahatannya dan hakmu harus dikembalikan kepadamu. Begitu juga jika engkau bekerja kepada di mana orang tersebut tentunya berkewajiban untuk membayarkan upah untuk kerjamu itu. Seandainya majikanmu itu tertimpa suatu musibah sehingga ia tidak mampu membayar gajimu, apakah kerjamu itu akan sia-sia begitu saja? Ataukah engkau akan tetap mendapat pahala atas budi baikmu itu? Dari sini kita tahu bahwa di sana ada kehidupan lain selain kehidupan ini, dan di sana ada perhitungan, pahala, dan balasan dosa.
Sumber : Syekh Ali Ahmad Al-Jarjawi anggota ulama mesir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Syarat-syarat al-Jarh dan al-Ta’dil

Tafsir bi al-ra`yi al-madzmum,

mimpi Habib Umar bin hafidz, pertanda apa?