tafsir surah al hajj 1-2
tafsir surah al hajj 1-2
Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat). (Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal Sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.
Tentang turunnya ayat ini dijelaskan dalam sebuah hadis:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ عَنْ ابْنِ جُدْعَانَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَمَّا نَزَلَتْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ إِلَى قَوْلِهِ وَلَكِنَّ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ قَالَ أُنْزِلَتْ عَلَيْهِ هَذِهِ الْآيَةُ وَهُوَ فِي سَفَرٍ فَقَالَ أَتَدْرُونَ أَيُّ يَوْمٍ ذَلِكَ فَقَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذَلِكَ يَوْمَ يَقُولُ اللَّهُ لِآدَمَ ابْعَثْ بَعْثَ النَّارِ فَقَالَ يَا رَبِّ وَمَا بَعْثُ النَّارِ قَالَ تِسْعُ مِائَةٍ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ إِلَى النَّارِ وَوَاحِدٌ إِلَى الْجَنَّةِ قَالَ فَأَنْشَأَ الْمُسْلِمُونَ يَبْكُونَ
Ibnu Abi Umar berkata kepada kami: telah berkata kepada kami Sufyan bin Ainiyyah dari Ibnu Jud’an dari Hasan dan Imran bin Hushain bahwasanya Rasulullah saw. ketika turun ayat “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” hingga ayat “akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya”, beliau berkata bahwa ayat tersebut turun ketika beliau sedang berada dalam sebuah perjalanan. Lalu Rasulullah saw. pun berkata: “apakah kalian mengetahui hari apakah itu?”. Mereka (para sahabat)pun berkata: “hanya Allah swt. dan rasuNyalah yang lebih mengetahuinya”. Rasulullah saw. pun berkata: “hari itu adalah hari dimana Allah swt. berkata kepada Adam: “wahai Adam! Utuslah utusan neraka!”. Lalu Adampun bertanya: “apa itu utusan neraka?”. Allah SWT pun berfirman: “dari setiap seribi sembilan ratus sembilan puluh sembilan”. Hal itupun membuat kaum muslimin menangis.[1]
Dalam sebuah hadis dari jalan periwayatan yang berbeda juga disebutkan:
حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ سَعِيدٍ حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ أَبِي عَبْدِ اللَّهِ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ الْحَسَنِ عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ كُنَّا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ فَتَفَاوَتَ بَيْنَ أَصْحَابِهِ فِي السَّيْرِ فَرَفَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ صَوْتَهُ بِهَاتَيْنِ الْآيَتَيْنِ يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمْ إِنَّ زَلْزَلَةَ السَّاعَةِ شَيْءٌ عَظِيمٌ إِلَى قَوْلِهِ عَذَابَ اللَّهِ شَدِيدٌ فَلَمَّا سَمِعَ ذَلِكَ أَصْحَابُهُ حَثُّوا الْمَطِيَّ وَعَرَفُوا أَنَّهُ عِنْدَ قَوْلٍ يَقُولُهُ فَقَالَ هَلْ تَدْرُونَ أَيُّ يَوْمٍ ذَلِكَ قَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَعْلَمُ قَالَ ذَاكَ يَوْمٌ يُنَادِي اللَّهُ فِيهِ آدَمَ فَيُنَادِيهِ رَبُّهُ فَيَقُولُ يَا آدَمُ ابْعَثْ بَعْثَ النَّارِ فَيَقُولُ يَا رَبِّ وَمَا بَعْثُ النَّارِ فَيَقُولُ مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعُ مِائَةٍ وَتِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدٌ فِي الْجَنَّةِ
Muhammad bin Basyyar berkata kepada kami: telah berkata kepada kami Yahya bin Sa’id: telah berkata kepada kami Hisyam bin Abi Abdillah dari Qatadah bahwa Imran bin Hushain berkata: “pada suatu ketika kami sedang bersama Rasulullah saw. dalam sebuah perjalanan, kemudian Rasulullah saw. berjalan berjauhan dari sahabat-sahabatnya. Kemudian Rasulullah saw. pun mengangkat suaranya mengucapkan dua ayat ini “Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” hingga ayat “akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya”. Para sahabatpun kemudian memperlambat jalannya, mereka mengetahui bahwa Rasulullah saw. sedang menerima wahyu. Rasulullah saw. pun bertanya kepada para sahabat: “apakah kalian mengetahui hari apakah itu?”. Mereka (para sahabat)pun berkata: “hanya Allah swt. dan rasuNyalah yang lebih mengetahuinya”. Rasulullah saw. pun berkata: “hari itu adalah hari dimana Allah swt. berkata kepada Adam: “wahai Adam! Utuslah utusan neraka!”. Lalu Adampun bertanya: “apa itu utusan neraka?”. Allah SWT pun berfirman: “dari setiap seribi sembilan ratus sembilan puluh sembilan”.[2]
Dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan seluruh manusia untuk bertakwa kepadaNya. Bertakwa kepada Allah swt. di sini juga berarti menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan dan menjaga diri dari meninggalkan segala yang diwajibakan atas manusia. Kewajiban bertakwa kepada Allah swt. pada dasarnya hanya mencakup dua hal di atas, karena sesungguhnya rasa takwa itu berguna untuk mendapatkan ridha Allah swt. dan menjaga diri dari murkanya. Kewajiban harus dipenuhi oleh seorang muslim karena dengan memenuhinya merupakan sebab datangnya ridha Allah swt. kepada dirinya, seorang muslim juga harus menjauhi larangan Allah swt. karena mengerjakannya akan menghasilkan murka Allah swt. yang murka tersebut akan mendatangkan azab baginya. Karena itulah, perintah untuk bertakwa hampir tidak mencakup perintah untuk mengerjakan hal-hal yang tidak wajib untuk dikerjakan maupun ditinggalkan, karena meninggalkan perbuatan sunnat tidak mendatangkan azab.[3]
Komentar
Posting Komentar