4 aliran Agama di indonesia yang belum terungkap
Selain lima agama besar yang dipeluk mayoritas masyarakat Indonesia, suku-suku minoritas di pedalaman memiliki sistem kepercayaan lokal yang sejak lama diyakininya. Pemerintah Oede Baru menerapkan kebijakan pembinaan terhadap kepercayaan lokal dengan mengarahkan agar kepercayaan tersebut menginduk kepada salah satu dari lima agama besar. Dalam pelaksanaannya, kebijakan tersebut tidak selalu berdampak positif. Banyak penganut kepercayaan lokal yang merasa diposisikan secara marjinal dan hanya menjadi korban kebijakan pemerintah.
Diantara banyak aliran kepercayaan di Indonesia, dibawah ini akan dikemukakan beberapa aliran kepercayaan yaitu :
1. Agama Kejawen
Penganut agama Kejawen adalah orang Jawa awam yang tidak melaksanakan ajaran Islam, orang-orang pedesaan yang tidak mengenyam pendidikan yang memadai, baik pendidikan pesantren, apalagi pendidikan modern. Secara antropologis, agama mereka dikenal dengan agama Kejawen. Sedang secara resmi, para tokoh-tokoh Islam ingin memasukan mereka sebagai Muslim, walaupun hanya Islam statistik atau KTP. Yang beragama Kejawen berbeda dengan golongan Priyayi yang berpendidikan Belanda dan bekerja sebagai pegawai atau pejabat pemerintahan. Kepercayaan mereka masih sangat kental diwarnai kepercayaan animism, Hindu, Buddha, dan mistik. Agama Kejawen merupakan agama sinkretisdari agama Jawa kuno, Hindu, Buddha, Kristen dan Islam yang kadang-kadang berat kepada salah satunya dan mengejek yang lain. Karya-karya sastra tokoh-tokoh mereka dijadikan pedoman pokok agama ini.
Diantara kitab-kitab pegangan tersebut adalah Kitab Serat Wulang Reh yang ditulis oleh Raja Pakubuwono IV di Solo dalam aksara Jawa. Kitab Serat Weddatama yang berasal dari tulisan Sri Mangkunegara IV (1853-1881), Kitab Hidayat Jati yang ditulis Raden Ranggawarsita (1802-1873), pujangga kraton Surakarta, Kitab Darmogandul yang tidak jelas siapa pengarangnya, dan Kitab Gatoloco yang juga tidak diketahui pengarangnya. Golongan Islam Abangan ini berasal dari warga dan pejabat kerajaan Majapahit yang kalah melawan kerajaan Islam Demak tahun 1518. Panembahan Senopati (jadi raja Mataram tahun 1575) merupakan tokoh yang membangun Islam Kejawen.
2. Agama Sapta Darma
Agama ini diajarkan oleh Hardjo Sapoetro yang biasa dipanggil Supuro sekitar revolusi kemerdekaan tahun 1947. Tukang cukur yang berpendidikan sampai kelas lima Sekolah Rakyat ini, dan pernah jadi annggota Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), berpraktik juga sebagai dukun dengan metode tafakur dan semedi pada jam-jam ganjil. Lama kelaman pengagum dan pengikutnya bertambah banyak dan mengatakan kepada mereka bahwa ia pernah dapat ilham supaya menggunakan nama kenabian, yaitu Sri Gutama. Dengan diperkuat oleh Sri Suwartini yang bergelar Sri Pawenang, agama ini berpusat di Yogyakarta dan meluas sampai ke Palembang, dan Lampung.
Supero sambil mengobati orang, menyampaikan ramalan Jayabaya akan kenyataan. Akan dating Ratu Adil, dan agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha akan lenyap dan melebur ke dalam agama Sapta Darma. Alam terbagi kepada alam wajar (alam dunia kita sekarang), alam abadi dan alam Halus. Alam halus adalah alam penasaran tempat ruh-ruh kita, karena banyak dosa, tidak bisa kembali ke alam abadi ke hadapan Yang Mahakuasa. Supaya ruh kita bisa kembali ke alam abadi harus dilaksanakan sapta darma dan sembahyang. Sembahyang adalah dengan sujud minimal sekali sehari semalam dengan tata cara yang khusus sehingga terasa bertaubat dan merasa beroleh sabda-Nya.
3. Agama Djawa Asli Republik Indonesia (ADARI)
Pendirinya adalah S.W. Mangunwidjojo yang berganti nama dengan Ki Mangunwasito (lahir 1892 di Surakarta). Berpendidikan Sekolah Rakyat, bekerja di Jawatan Bengkel Kereta Api, ia pernah masuk Barisan Semedi Republik Indonesia, pernah mendapat ajaran tentang manunggaling kawula Gusti (cara bersatu dengan Tuhan) dan pernah bertapa di makam Paku Buwono IX. Dari bertapa inilah ia menyatakan mendapat ilham. Dia mengatakan bahwa ketika penjajahan Jepang orang tunduk kepada Tenno Haika, sekarang kita harus memeluk agama Jawa Asli.
Menurutnya Tuhan telah manunggal dalam diri Bung Karno. Bung Karno adalah titisan Gusti Yang MAha Esa, walaupun Bung Karno sendiri menolak diperlakukan demikian. ADARI bertujuan melaksanakan pancasila dan mengangkat budaya Jawa Asli yang terlepas dari kitab-kitab suci agama yang berkembang di Indonesia. Ajarannya mengutamakan kebaktian kepada Tuhan. Dirinya sendiri yang dinamakannya dengan Pangeran Pribadi. Ketika perjuangan merebut Irian Barat, Ki Mangunwasito pernah berkirim surat kepada Presiden Soekarno menyampaikan bahwa ia telah bertapa setiap 35 hari di kali Opak dan anggotanya diperintahkan makan nasi saja dalam rangka memohon kemenangan perjuangan pemerintah merebut Irian Barat, memberantas koruptor, memadamkan pemberontakan, dan segera mengakui ADARI sebagai agam resmi seperti agama-agama lain. Hari rayanya adlaah tanggal 1 Syura dan tanggal 17 pasa (Ramadhan), bukan karena Al-Qur’an diturunkan pada hari itu, tetapi karena Indonesia merdeka pada tanggal tersebut.
4. Agama Bahai
Agama Bahai merupakan agama independent yang mempercayai Husein bin Ali bergelar Bahaaullah sebagai nabiterakhir setelah kenabian Muhammad saw. Agama Bahai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878 M, dibawa oleh Jamal Efendi dan Mustafa Rumi. Kedua orang tersebut adalah pedagang yang arif, mereka mengadakan perjalanan ke berbagai Negara antara lain India, Burma, Singapura dan Indonesia.
Daerah yang dikunjungi pertama kali adalah Batavia, lalu berkunjung ke Surabaya dan Bali. Di Bali kedatangannya terdengar oleh raja yang permainsurinya di lahirkan dari keluarga Islam dan menikah dengan raja yang beragama Buddha. Permainsuri tersebut mengundang Jamal effendi dan Mustafa Rumi ke istana untuk menyampaikan ajaran-ajarannya. Sementara itu ajaran-ajaran mereka juga menarik raja-raja lainnya seperti raja Makassar, raja Pare Pare dan raja Bone.
Agama Bahai lahir dikalangan masyarakat yang sedang mengalami perpecahan dan perselisihan. Bahkan di Cabolek Margoyoso Pati itu sendiri pernah terjadi pergolakan partai-partai Islam, oleh karena itu agama Bahai menyerukan kepada umat manusia agar berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan dunia damai, aman dan bersatu. Untuk mencapai tujuan tersebut, umat manusia hendaknya melaksanakan ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip agama Bahai. Ajaran agama Bahai meliputi aspek keyakinan, peribadatan dan kemasyarakatan, sedangkan prinsip-prinsip agama Bahai meliputi kesatuan umat manusia, penghapusan prasangka dan penyelidikan secara bebas. Dengan demikian tujuan agama Bahai adalah persatuan dan perdamaian abadi.
Agama Bahai ini juga memiliki kitab suci sendiri yang bernama Aqdas. Dalam implementasi ajaran aliran Bahai sembahyangnya menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa masing-masing sesuai dengan bahasa yang di gunakan oleh penganutnya. Tempat ibadahnya disebut Masriqul Azkar, yang berfungsi sebagai tempat berdoa. Selain itu kiblat dalam sembahyangnyabukanlah Ka’bah di Mekkah Al Mukarromah tetapi sebuah gunung di Haifa Palestina.
BAB IV
KESIMPULAN
Semua data kehidupan beragama yang berbagai macam dan ragamnya orang modern yang ta mertarik masuk berbagai aliran kebathinan tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hanya hidup dengan materi atau rasio, dengan suasana alamiah dan biasa-biasa saja. Mereka hidup dengan hati yang butuh kenikmatan dan cinta. Kebutuhan manusia kepada keyakinan kepada yang gaib, kebersamaan dalam hidup bermasyarakat yang dirasakan dalam pelaksanaan ritual, kepuasan ruhaniah adalah kebutuhan mendasar manusia. Kalau mereka tidak mendapatkannya lagi dalam agama resmi, mereka akan cari atau ciptakan agama baru yang dapat mengisi kebutuhan tersebut.
Cara memahami agama dan kebudayaan seperti itu menunjukkan bahwa antara keduanya memiliki fungsi bersinggungan yakni sebagai pedoman hidup bagi individu-individu dan kelompok orang dalam sebuah komuniti. Agama meskipun dasarnya bersumber dari tuhan, namun ketika manusia menggunakannya sebagai pedoman ia terlebih dahulu dipahami dengan menggunakan bahasa setempat yang tentu saja penuh dengan muatan-muatan kebudayaan.
Persepsi dan kecenderungan manusia pennganut agama pada umumnya terkungkung pada salah satu atau dua tiga kebutuhan saja, dan mereka cenderung mengisi kekurangan itu dengan ikut keagama atau ke aliran baru sehingga kita menyaksikan banyak sekali agama, ideologi dan kebudayaan yang berkembang ditengah umat manusia dalam sejarahnya yang demikian panjang. Ada agama yang dilahirkan dan dipengaruhi oleh budaya dan pemikiran seseorang. Namun, kehidupan manusia baik masa lalu atau di zaman modern sekarang ini, sebenarnya membutuhkan agama yang mampu mengisi semua kebutuhan tersebut secara komprehensif dan terpadu sebagaimana diajarkan oleh pencipta alam dan manusia itu sendiri.
.
Diantara banyak aliran kepercayaan di Indonesia, dibawah ini akan dikemukakan beberapa aliran kepercayaan yaitu :
1. Agama Kejawen
Penganut agama Kejawen adalah orang Jawa awam yang tidak melaksanakan ajaran Islam, orang-orang pedesaan yang tidak mengenyam pendidikan yang memadai, baik pendidikan pesantren, apalagi pendidikan modern. Secara antropologis, agama mereka dikenal dengan agama Kejawen. Sedang secara resmi, para tokoh-tokoh Islam ingin memasukan mereka sebagai Muslim, walaupun hanya Islam statistik atau KTP. Yang beragama Kejawen berbeda dengan golongan Priyayi yang berpendidikan Belanda dan bekerja sebagai pegawai atau pejabat pemerintahan. Kepercayaan mereka masih sangat kental diwarnai kepercayaan animism, Hindu, Buddha, dan mistik. Agama Kejawen merupakan agama sinkretisdari agama Jawa kuno, Hindu, Buddha, Kristen dan Islam yang kadang-kadang berat kepada salah satunya dan mengejek yang lain. Karya-karya sastra tokoh-tokoh mereka dijadikan pedoman pokok agama ini.
Diantara kitab-kitab pegangan tersebut adalah Kitab Serat Wulang Reh yang ditulis oleh Raja Pakubuwono IV di Solo dalam aksara Jawa. Kitab Serat Weddatama yang berasal dari tulisan Sri Mangkunegara IV (1853-1881), Kitab Hidayat Jati yang ditulis Raden Ranggawarsita (1802-1873), pujangga kraton Surakarta, Kitab Darmogandul yang tidak jelas siapa pengarangnya, dan Kitab Gatoloco yang juga tidak diketahui pengarangnya. Golongan Islam Abangan ini berasal dari warga dan pejabat kerajaan Majapahit yang kalah melawan kerajaan Islam Demak tahun 1518. Panembahan Senopati (jadi raja Mataram tahun 1575) merupakan tokoh yang membangun Islam Kejawen.
2. Agama Sapta Darma
Agama ini diajarkan oleh Hardjo Sapoetro yang biasa dipanggil Supuro sekitar revolusi kemerdekaan tahun 1947. Tukang cukur yang berpendidikan sampai kelas lima Sekolah Rakyat ini, dan pernah jadi annggota Pesindo (Pemuda Sosialis Indonesia), berpraktik juga sebagai dukun dengan metode tafakur dan semedi pada jam-jam ganjil. Lama kelaman pengagum dan pengikutnya bertambah banyak dan mengatakan kepada mereka bahwa ia pernah dapat ilham supaya menggunakan nama kenabian, yaitu Sri Gutama. Dengan diperkuat oleh Sri Suwartini yang bergelar Sri Pawenang, agama ini berpusat di Yogyakarta dan meluas sampai ke Palembang, dan Lampung.
Supero sambil mengobati orang, menyampaikan ramalan Jayabaya akan kenyataan. Akan dating Ratu Adil, dan agama Islam, Kristen, Hindu dan Buddha akan lenyap dan melebur ke dalam agama Sapta Darma. Alam terbagi kepada alam wajar (alam dunia kita sekarang), alam abadi dan alam Halus. Alam halus adalah alam penasaran tempat ruh-ruh kita, karena banyak dosa, tidak bisa kembali ke alam abadi ke hadapan Yang Mahakuasa. Supaya ruh kita bisa kembali ke alam abadi harus dilaksanakan sapta darma dan sembahyang. Sembahyang adalah dengan sujud minimal sekali sehari semalam dengan tata cara yang khusus sehingga terasa bertaubat dan merasa beroleh sabda-Nya.
3. Agama Djawa Asli Republik Indonesia (ADARI)
Pendirinya adalah S.W. Mangunwidjojo yang berganti nama dengan Ki Mangunwasito (lahir 1892 di Surakarta). Berpendidikan Sekolah Rakyat, bekerja di Jawatan Bengkel Kereta Api, ia pernah masuk Barisan Semedi Republik Indonesia, pernah mendapat ajaran tentang manunggaling kawula Gusti (cara bersatu dengan Tuhan) dan pernah bertapa di makam Paku Buwono IX. Dari bertapa inilah ia menyatakan mendapat ilham. Dia mengatakan bahwa ketika penjajahan Jepang orang tunduk kepada Tenno Haika, sekarang kita harus memeluk agama Jawa Asli.
Menurutnya Tuhan telah manunggal dalam diri Bung Karno. Bung Karno adalah titisan Gusti Yang MAha Esa, walaupun Bung Karno sendiri menolak diperlakukan demikian. ADARI bertujuan melaksanakan pancasila dan mengangkat budaya Jawa Asli yang terlepas dari kitab-kitab suci agama yang berkembang di Indonesia. Ajarannya mengutamakan kebaktian kepada Tuhan. Dirinya sendiri yang dinamakannya dengan Pangeran Pribadi. Ketika perjuangan merebut Irian Barat, Ki Mangunwasito pernah berkirim surat kepada Presiden Soekarno menyampaikan bahwa ia telah bertapa setiap 35 hari di kali Opak dan anggotanya diperintahkan makan nasi saja dalam rangka memohon kemenangan perjuangan pemerintah merebut Irian Barat, memberantas koruptor, memadamkan pemberontakan, dan segera mengakui ADARI sebagai agam resmi seperti agama-agama lain. Hari rayanya adlaah tanggal 1 Syura dan tanggal 17 pasa (Ramadhan), bukan karena Al-Qur’an diturunkan pada hari itu, tetapi karena Indonesia merdeka pada tanggal tersebut.
4. Agama Bahai
Agama Bahai merupakan agama independent yang mempercayai Husein bin Ali bergelar Bahaaullah sebagai nabiterakhir setelah kenabian Muhammad saw. Agama Bahai masuk ke Indonesia sekitar tahun 1878 M, dibawa oleh Jamal Efendi dan Mustafa Rumi. Kedua orang tersebut adalah pedagang yang arif, mereka mengadakan perjalanan ke berbagai Negara antara lain India, Burma, Singapura dan Indonesia.
Daerah yang dikunjungi pertama kali adalah Batavia, lalu berkunjung ke Surabaya dan Bali. Di Bali kedatangannya terdengar oleh raja yang permainsurinya di lahirkan dari keluarga Islam dan menikah dengan raja yang beragama Buddha. Permainsuri tersebut mengundang Jamal effendi dan Mustafa Rumi ke istana untuk menyampaikan ajaran-ajarannya. Sementara itu ajaran-ajaran mereka juga menarik raja-raja lainnya seperti raja Makassar, raja Pare Pare dan raja Bone.
Agama Bahai lahir dikalangan masyarakat yang sedang mengalami perpecahan dan perselisihan. Bahkan di Cabolek Margoyoso Pati itu sendiri pernah terjadi pergolakan partai-partai Islam, oleh karena itu agama Bahai menyerukan kepada umat manusia agar berusaha sekuat tenaga untuk menciptakan dunia damai, aman dan bersatu. Untuk mencapai tujuan tersebut, umat manusia hendaknya melaksanakan ajaran-ajaran dan prinsip-prinsip agama Bahai. Ajaran agama Bahai meliputi aspek keyakinan, peribadatan dan kemasyarakatan, sedangkan prinsip-prinsip agama Bahai meliputi kesatuan umat manusia, penghapusan prasangka dan penyelidikan secara bebas. Dengan demikian tujuan agama Bahai adalah persatuan dan perdamaian abadi.
Agama Bahai ini juga memiliki kitab suci sendiri yang bernama Aqdas. Dalam implementasi ajaran aliran Bahai sembahyangnya menggunakan bahasa Indonesia atau bahasa masing-masing sesuai dengan bahasa yang di gunakan oleh penganutnya. Tempat ibadahnya disebut Masriqul Azkar, yang berfungsi sebagai tempat berdoa. Selain itu kiblat dalam sembahyangnyabukanlah Ka’bah di Mekkah Al Mukarromah tetapi sebuah gunung di Haifa Palestina.
BAB IV
KESIMPULAN
Semua data kehidupan beragama yang berbagai macam dan ragamnya orang modern yang ta mertarik masuk berbagai aliran kebathinan tersebut menunjukkan bahwa manusia tidak bisa hanya hidup dengan materi atau rasio, dengan suasana alamiah dan biasa-biasa saja. Mereka hidup dengan hati yang butuh kenikmatan dan cinta. Kebutuhan manusia kepada keyakinan kepada yang gaib, kebersamaan dalam hidup bermasyarakat yang dirasakan dalam pelaksanaan ritual, kepuasan ruhaniah adalah kebutuhan mendasar manusia. Kalau mereka tidak mendapatkannya lagi dalam agama resmi, mereka akan cari atau ciptakan agama baru yang dapat mengisi kebutuhan tersebut.
Cara memahami agama dan kebudayaan seperti itu menunjukkan bahwa antara keduanya memiliki fungsi bersinggungan yakni sebagai pedoman hidup bagi individu-individu dan kelompok orang dalam sebuah komuniti. Agama meskipun dasarnya bersumber dari tuhan, namun ketika manusia menggunakannya sebagai pedoman ia terlebih dahulu dipahami dengan menggunakan bahasa setempat yang tentu saja penuh dengan muatan-muatan kebudayaan.
Persepsi dan kecenderungan manusia pennganut agama pada umumnya terkungkung pada salah satu atau dua tiga kebutuhan saja, dan mereka cenderung mengisi kekurangan itu dengan ikut keagama atau ke aliran baru sehingga kita menyaksikan banyak sekali agama, ideologi dan kebudayaan yang berkembang ditengah umat manusia dalam sejarahnya yang demikian panjang. Ada agama yang dilahirkan dan dipengaruhi oleh budaya dan pemikiran seseorang. Namun, kehidupan manusia baik masa lalu atau di zaman modern sekarang ini, sebenarnya membutuhkan agama yang mampu mengisi semua kebutuhan tersebut secara komprehensif dan terpadu sebagaimana diajarkan oleh pencipta alam dan manusia itu sendiri.
.
Komentar
Posting Komentar